BERITA MALUKU. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat, Maluku Utara berupaya menjadikan daerahnya sebagai sentra pengembangan jagung untuk meningkatkan pendapatan petani sekeligus mendukung pencapaian swasembada jagung nasional.
"Pada 2017 ini diprogramkan pengembangan tanaman jagung seluas 20 ribu hektare, yang untuk bibit dan pupuknya mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian," kata Bupati Halmahera Barat, Danny Missy, di Ternate, Rabu (25/1/2017).
Pemkab Halmahera Barat juga telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menyukseskan program pengembangan jagung seluas 20 ribu hektare tersebut, seperti memfasilitasi kelompok tani mendapatkan pinjaman dari Bank Maluku dan Maluku Utara sebesar Rp15 juta/ kelompok tani untuk biaya pengolahan lahan.
Menurut Bupati, kalau program pengembangan jagung seluas 20 hektare dapat terlaksana dengan baik, maka Halmahera Barat akan memberi kontribusi jagung sebanyak 120 ribu ton dalam satu kali panen dengan asumsi setiap hektare menghasilkan enam ton.
Dari produksi jagung sebanyak itu, maka petani akan mendapat hasil keseluruhannya sekitar Rp3,6 miliar dengan asumsi harga Rp3.000/Kg.
Namun, jika dapat dilakukan penanaman sampai tiga kali setahun, maka produksinya mencapai 360 ribu ton dan pendapatan petani keseluruhannya akan mencapai sekitar Rp1 triliun.
Dari gambaran itu jelas sekali bahwa prospek pengembangan jagung relatif bagus karenanya para petani di Halmahera Barat yang memiliki lahan untuk pengembangan jagung harus memanfaatkan program tersebut.
Kalau pun petani belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai pengembangan tanaman jagung, itu tidak jadi masalah karena Pemkab Halmahera Barat akan menerjunkan penyuluh yang akan setiap saat mendampingi para petani.
Para petani juga tidak perlu memikirkan masalah pemasarannya karena Bulog siap menampung seluruh produksi dengan harga standar yakni Rp3.000/Kg.
Selain itu juga banyak pengusaha di Malut, khususnya yang mengembangkan usaha peternakan ayam yang juga pasti membutuhkan jagung untuk pakan ternaknya.
Bupati Danny Missy menambahkan, sampai saat ini Indonesia masih mengimpor jagung sekitar 3 juta ton per tahun, namun pemerintah menargetkan pada 2018 Indonesia sudah swasembada jagung dan jika seluruh daerah di Indonesia mengembangkan jagung maka dapat dipastikan target swasembada itu akan tercapai.
"Pada 2017 ini diprogramkan pengembangan tanaman jagung seluas 20 ribu hektare, yang untuk bibit dan pupuknya mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian," kata Bupati Halmahera Barat, Danny Missy, di Ternate, Rabu (25/1/2017).
Pemkab Halmahera Barat juga telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menyukseskan program pengembangan jagung seluas 20 ribu hektare tersebut, seperti memfasilitasi kelompok tani mendapatkan pinjaman dari Bank Maluku dan Maluku Utara sebesar Rp15 juta/ kelompok tani untuk biaya pengolahan lahan.
Menurut Bupati, kalau program pengembangan jagung seluas 20 hektare dapat terlaksana dengan baik, maka Halmahera Barat akan memberi kontribusi jagung sebanyak 120 ribu ton dalam satu kali panen dengan asumsi setiap hektare menghasilkan enam ton.
Dari produksi jagung sebanyak itu, maka petani akan mendapat hasil keseluruhannya sekitar Rp3,6 miliar dengan asumsi harga Rp3.000/Kg.
Namun, jika dapat dilakukan penanaman sampai tiga kali setahun, maka produksinya mencapai 360 ribu ton dan pendapatan petani keseluruhannya akan mencapai sekitar Rp1 triliun.
Dari gambaran itu jelas sekali bahwa prospek pengembangan jagung relatif bagus karenanya para petani di Halmahera Barat yang memiliki lahan untuk pengembangan jagung harus memanfaatkan program tersebut.
Kalau pun petani belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai pengembangan tanaman jagung, itu tidak jadi masalah karena Pemkab Halmahera Barat akan menerjunkan penyuluh yang akan setiap saat mendampingi para petani.
Para petani juga tidak perlu memikirkan masalah pemasarannya karena Bulog siap menampung seluruh produksi dengan harga standar yakni Rp3.000/Kg.
Selain itu juga banyak pengusaha di Malut, khususnya yang mengembangkan usaha peternakan ayam yang juga pasti membutuhkan jagung untuk pakan ternaknya.
Bupati Danny Missy menambahkan, sampai saat ini Indonesia masih mengimpor jagung sekitar 3 juta ton per tahun, namun pemerintah menargetkan pada 2018 Indonesia sudah swasembada jagung dan jika seluruh daerah di Indonesia mengembangkan jagung maka dapat dipastikan target swasembada itu akan tercapai.