Damai, 22 Desember Warga Kariu Kembali Ke Negeri Asal


AMBON - BERITA MALUKU.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya kedua masyarakat bertikai Negeri Pelauw - Kariuw menandatangani Akta kesepakatan damai. 


Penandatangan dimaksud dirangkai dalam Rekonsiliasi Pelauw - Kariuw dilantai 7 kantor Gubernur, Senin (14/11/2022). 


Rekonsiliasi yang dilangsungkan secara tertutup itu, tanpa kehadiran Gubernur Murad Ismail dan Wakil Gubernur Barnabas Orno. Yang hadir hanya Penjabat Sekda Maluku Sadli Ie, Deputi I Kepala Staf Kepresidenan RI, Febry Calvin Tetelepta, Kapolda Maluku Irjen. Pol Lotharia Latif, Pangdam XVI Pattimura Mayjen Ruruh Setyawibawa, Wakil Ketua DPRD Maluku Rasyad Effendi Latucosina yang saat ini menjabat Raja Pelauw, Penjabat Sekretaris Daerah Sadli Ie, Kapolresta Pulau Ambon PP Lease Kombes Pol Raja Arthur Simamora, MPH Sinode GPM, MUI Maluku, Perwakilan Masyarakat Pelauw dan Kariuw. 


Rekonsiliasi Pelauw - Kariuw ditutup dengan penandatangan Akta Damai yang berisikan 22 point, salah satunya tentang pemulangan masyarakat Kariu yang direncanakan 22 Desember sekaligus Perayaan Natal bersama masyarakat Pelauw. 


Sekedar tahu, pasca konflik yang terjadi di akhir Januari 2022, masyarakat Kariu mengungsi ke Negeri Aboru, hingga saat ini. 


Usai rekonsiliasi, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku, Sadli Ie kepada wartawan mengatakan, kesepakatan damai yang terbangun antara Pelauw - Kariuw kiranya dapat menjadi perdamaian abadi. 


"Kita berharap pertemuan hari ini akan mewujudkan suatu hasil yang baik, yang sama-sama kita harapkan rekonsiliasi abadi bisa terjadi antara masyarakat Pelauw dan Kariuw," tuturnya.


Begitu juga kesepakatan agar masyarakat Kariuw kembali ke negeri asal 22 Desember mendatang dapat terlaksana dengan baik. 


"Mudah-mudahan dapat dilaksanakan Natal bersama. Itu yang kita harapkan, dan tadi sudah ada keputusan bersama dari kedua bela. Pihak. Kita berharap semua itu bisa terwujud sesuai apa yang diharapkan Pemda," ucapnya. 


Menurut Sadli, kepulangan masyarakat Kariuw ke negeri tercinta disambut baik Pemda  Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah, aparat TNI - Polri, serta masyarakat Pelauw. 


"Yang paling penting disambut oleh masyarakat Pelauw, sehingga kedamaian abadi bisa diwujudkan sesuai keinginan kita semua," cetusnya. 


Ditempat sama, Penjabat Bupati Maluku Tengah Muhammad Marasabessy mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kariuw dan Pelauw yang telah membuka diri untuk berdamai.


Perdamaian yang terjalin antara Pelauw - Kariuw, menjadi contoh penyelesaiaj untuk negeri lainnya, baik yang ada di Kabupaten Maluku Tengah, dan keseluruhan Provinsi Maluku, maupun Indonesia pada umumnya. 


"Jadi kita buat sebagai satu contoh kedamaian untuk Malulu dan secara nasional, jadi contoh untuk menyelesaikan masalah lainnya," ucapnya. 


Untuk 22 point yang disepakati dalam Akta perdamaian, Marasabessy berjanji akan merealisasikannya. Mulai dari kepulangan masyarakat Kariuw, hunian sementara, pasokan bahan pokok, air bersih, jalan, bantuan speed boat dan lain sebagainya. 


"Kepulangan masyarakat Kariuw ada strategis yang sudah dibicarakan, saya bersama teman-teman sudah menyiapkan rencana aksi, misalnya menyiapkan hunian sementara, termasuk pasokan makan sudah disiapkan bahkan sampai Januari," sebutnya.


Untuk hunian, kata Marasabessy sambil menunggu pembangunan hunian sementara, masyarakat akan menempati 91 rumah dengan struktur bangunannya masih bagus. 


"Jadi kembalinya warga Kariu dilaksanakan bersamaan Natal bersama. Jadi 91 rumah akan diisi oleh masyarakat," ucapnya.


Menyambut kepulangan masyarakat Kariuw, menurut Marasabessy akan dilakukan pembersihan melibatkan aparat TNI - Polri dan masyarakat Pelauw - Kariuw. 


Sementara itu, Kapolresta Pulau Ambon Pp Lease, Kombes Pol Raja Arthur Simamora mengungkapkan telah membuat rencana aksi untuk kepulangan masyarakat  Kariuw, termasuk didalamnya pengamanan di lima pos perbatasan baik dari Kariu-Pslauw, Ori Pelauw. 


"Jadi saya bersama Dandim akan menyiapkan pengamanan maksimalkan di daerah perbatasan kedua negeri,"tandasnya.


Arthur berharap dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar rencana kepulangan Masyarakat Kariuw ke negeri asal dapat berjalan dengan baik. 


"Kita berdoa agar tahapan ini bisa berjalan sesuai yang kita harapkan," ajak Arthur.

Subscribe to receive free email updates: