Menderita Gizi Buruk, Bocah di Wakpapapi MBD Ini Butuh Perhatian Medis


TEPA - BERITA MALUKU.
Nasib malang menimpa Johan Lukas Seralurin (5). Bocah malang yang tinggal di Desa Wakpapapi, Kecamatan Babar Timur, kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) ini divonis dokter setempat menderita penyakit gizi buruk. Namun hingga kini kondisi kesehatan bocah ini kurang tertangani dengan baik.


Keterangan yang diperoleh media ini di lapangan, Selasa (4/5/2021) menyebutkan, akibat bocah ini kurang ditangani secara serius sehingga kondisi kesehatannya semakin menurun. 


Anita Waliana (30), ibu bocah malang ini ditemui di Desa Analutur mengatakan, awalnya dirinya tak pernah menyangka jika anaknya menderita gizi buruk, apalagi ketika mendengar kabar bahwa anaknya divonis menderita gizi buruk oleh dokter ketika ditolong oleh Brigadir Polisi Decky Erbabley, anggota Polsek Babar Timur yang kemudian membawa bocah ini untuk dicek up kesehatannya ke rumah sakit Pratama Babar Timur.


Sebelumnya, Anita mengakui bahwa, anaknya ini tinggal dengan dirinya namun kemudian anaknya diambil untuk tinggal bersama pamannya, Markus Seralurin di Desa Wakpapapi, karena suami perempuan ini telah meninggal dunia beberapa tahun silam. 


Sejak tinggal bersama pamannya, kondisi anaknya semakin kurus, lantaran sering batuk, sakit-sakitan dan kondisi tubuh sering panas sejak Agustus 2020. 


Sejak saat itu, anaknya langsung dibawa ke Puskesmas Ahanari untuk mendapatkan perawatan seadanya oleh pihak puskesmas. Pasalnya, bocah ini dianggap hanya mengalami demam biasa, sehingga diberikan obat parasetamol saja. Akan tetapi tak berapa lama kemudian kondisi fisiknya semakin memburuk, padahal dirinya mengkonsumsi makanan seperti anak lain.


Ditanya soal perhatian Pemerintah Desa, karena rumah Kepala Desa (Kades) Analutur hanya berjarak 15 meter. Menurut Anita, Kades kerap meminta pihak kesehatan mengobati anaknya, sehingga ia sangat kaget jika anaknya divonis menderita gizi buruk.


“Untuk itu, atas nama orang tua dari anak Johan ini, kami sangat mengharapkan uluran tangan dari Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemda MBD untuk menolong anak saya ini, mengingat kami dari pihak keluarga adalah warga masyarakat kurang mampu. Ini supaya kami bisa membiayai perobatan anak kami,” pinta ibu Yanti.


Salah satu dokter Rumah Sakit Pratama yang enggan mempublikasikan namanya yang dikonfirmasi terkait hasil diagnosa penyakit bocah ini menolak memberikan keterangan secara terbuka, alasannya dia tak punya hak bicara selain pimpinannya yang berhak memberikan keterangan. Di lain pihak Plh. Puskesmas juga enggan ditemui dengan alasan masih tidur.


Kendati demikian, informasi yang diperoleh dari Brigadir Decky Erbabley (Anggota Polsek Babar Timur) mengaku mendapat hasil dari pihak medis sesuai diagnose bahwa, Johan divonis menderita Murasmus (Kwasiorkor), kandidiasis oral, suspek Tuberkulosis, dan GEA Gastro Emteritis akut.


Plt. Kepala Dinas Kesehatan MBD, Ardon W. Loyra, SKM yang dihubungi via WhatsApp soal kinerja bawahan yang bertugas menangani bocah ini, Loyra mengaku optimis bahawannya itu sudah maksimal melaksanakan tugas mereka sebagai tenaga medis di lapangan. 


Loyra mengapresiasi kinerja bawahannya. Sebaliknya, Kadis mengatakan soal kondisi kesehatan bocah ini semuanya terpulang kembali pihak keluarga bocah yang nota bene merupakan warga ekonomi pas-pasan. 


“Memang disadari ada banyak kekurangan, tetapi semua juga berpulang pada keluarga, dan lingkungan,” tandas Kadis Loyra. (eki)

Subscribe to receive free email updates: