Kabar KTT G-20 : Jokowi Nge-Vlog Bareng Erdogan, Nonton Demo Bareng Turnbull, Tertawa Bersama Macron



Presiden Indonesia Joko Widodo dan sejumlah kepala negara saat ini sedang menghadiri dan mengisi acara KTT G20 di Hamburg, Jerman. Pagi hari waktu setempat, Presiden Jokowi menyempatkan diri untuk bertemu dengan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull. Pertemuan ini dilangsungkan di Hotel Steigenberger, Hamburg, Jerman. Di sela pertemuan dua kepala negara tersebut, terjadi demonstrasi dari para warga yang menolak dilangsungkannya KTT G20 di Jerman.

Demo yang terjadi sejak kemarin waktu setempat digelar persis di depan Hotel Steigenberger yang merupakan hotel tempat seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan peserta KTT G20. Demonstrasi yang terjadi pun membuat kepala negara Indonesia dan Australia tertarik untuk mengintip demo penolakan tersebut. Foto ini pun diunggah oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung ke akun Twitter-nya @pramonoanung.

Rencananya, Jokowi dan Turnbull akan pergi ke tempat KTT G20 yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari lokasi hotel. Karena demo, acara pembukaan pun terpaksa ditunda karena alasan keamanan setiap kepala negara. Saya tiba-tiba jadi teringat film London Has Fallen. Namun rasanya film tersebut tidak mungkin terjadi, karena keamanan di Jerman begitu ketat dengan para pasukan keamanan yang terlatih.

Bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian Jerman pun tidak dapat dihidarkan. Bahkan media setempat menyebutkan ada setidaknya 76 aparat kepolisian menjadi korban luka. Bentrokan dimulai ketika polisi Jerman menduga ada sebuah grup demonstran anti-kapitalis yang membawa spanduk bernada provokatif, yakni ‘Welcome to hell’ dan ‘Smash G20’.

Entah siapa yang mendalangi hal ini, tentu spanduk tersebut harus diturunkan. Rasanya di dalam hal ini, pihak kepolisian Indonesia harus berani untuk menurunkan spanduk-spanduk yang dibawa para laskar ‘keputihan’ yang bernada kebencian. Gantung, bunuh, kafir, dan sebagainya pernah ada, dan didiamkan. Sekali lagi, rasanya Polisi Indonesia harus belajar dari Jerman.

Polisi menggunakan water cannon dan menyemprotkan merica ke arah demonstran. Sementara itu demonstran melempari Polisi dengan botol, batu, dan suar. Diperkirakan akan ada 100.000 demonstran yang akan turun ke jalan saat pelaksanaan KTT 7-8 Juli. Sebelumnya Polisi mengatakan telah menyita banyak senjata rakitan untuk mencegah kemungkinan timbulnya kekerasan.

Bahkan unjuk rasa yang digelar pun berdampak kepada FLOTUS (First Lady of the United States), Melania Trump. Melania pun terjebak di dalam guesthouse yang ditempatinya, karena unjuk rasa tersebut. Kepolisian setempat menyebut, sekelompok kecil demonstran berusaha menghindari blokade polisi dan berusaha menghalangi para kepala negara untuk mendatangi lokasi KTT G20 digelar.

Selain melihat demo bersama melalui jendela hotel, Jokowi pun tidak lupa meniru kebiasaan gaya Kaesang, yakni membuat video blog atau vlog melalui ponselnya. Sebelumnya kita tahu bahwa ketika Jokowi menyambangi Turki, ia pun melakukan ‘ritual’ nge-vlog bersama Presiden Erdogan.

“Observing security lockdown at G20 in Hamburg with @jokowi. Good opportunity to have an extended meeting between two close friends,” kata @TurnbullMalcolm.

Akhirnya para kepala negara pun dapat tiba di acara ramah tamah KTT G20. Dalam pertemuan tersebut, terlihat Jokowi duduk di antara Presiden Kanada Justin Trudeau dan Presiden Perancis, Emanuel Macron, yang memiliki istri 20 tahun lebih tua darinya. Luar biasa. Dalam foto di bawah, terlihat Jokowi tengah asyik berbincang dengan Macron. Tampak Jokowi tertawa dalam perbincangan tersebut.

Entah apa yang ia tertawakan, apakah ia mendapatkan humor ala Perancis, atau ia tahu bahwa istri dari presiden Perancis adalah mantan gurunya yang 20 tahun lebih muda darinya, hanya Tuhan dan mereka yang tahu persisnya. Hahaha. Rencananya, di sela-sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi tersebut, Jokowi dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Pertemuan bilateral dua negara ini menjadi sebuah pertemuan perdana antara Jokowi dan Trump. Sebelumnya diketahui bahwa presiden Jokowi pernah berpidato di hadapan Trump di Arab, namun bukan dalam konteks bilateral atau pertemuan antar dua negara. Hal ini pun diklarifikasi oleh menteri luar negeri Indonesia, Retno Marsudi.

“Walaupun Presiden sudah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Trump, tetapi kan pertemuan pertama dalam konteks bilateral baru pertama kali,” kata Menlu Retno Marsudi di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2017).

Sebenarnya banyak sekali titipan-titipan yang sudah diberikan kepada Jokowi di dalam KTT G20 di Hamburg. Salah satunya adalah permintaan Direktur Eksekutif Prakarsa Ah Maftuchan. Ia meminta Jokowi mengajak seluruh pemimpin negara anggota G20 untuk memerangi penggelapan pajak.

“Kami mendukung Presiden Jokowi menyatakan perang terhadap penggelapan pajak. Tidak hanya perang terhadap terorisme tetapi juga perang terhadap pelaku penggelapan pajak…. Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi korban dari praktik penghindaran dan pengelapan pajak harus memaksa seluruh negara G20 untuk bersama memerangi penggelapan pajak…. Negara dan masyarakat harus bicara keras terhadap korporasi, penegakan sistem perpajakan harus didorong. Potensi penerimaan negara akan meningkat, kesejahteraan masyarakat tentu meningkat juga.. Ada beberapa hal positif yang harus didukung. G20 punya power yang besar, harus digunakan agar perubahan dunia bisa signifikan” ujar Maftuchan dalam sebuah diskusi bertajuk ‘Sikap Masyarakat Sipil Jelang KTT G20’ di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2017).

Ya kita tentu berharap semoga pesan ini sampai ke Jokowi dan ia akan membawakan pesan ini kepada dunia, melalui pidato yang akan dibawakan oleh Presiden Jokowi. Namun sebelumnya, istana lebih memberikan kode bahwa Jokowi akan berbicara lebih banyak mengenai penanggulangan terorisme.

Sebagai salah satu pembicara di antara tanggal 7-8 Juli 2017, presiden sudah diminta untuk berbicara mengenai isu terorisme. Hal ini pun dikatakan langsung oleh menteri luar negeri Retno Marsudi.

“Presiden sudah diminta untuk bicara sebagai lead speaker untuk isu penanggulangan terorisme (di G20),” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/7/2017).

Tentu kita mengharapkan kehadiran Jokowi di KTT G20 akan membawa dampak positif bagi dunia, khususnya di dalam mengantisipasi dan memerangi terorisme yang semakin meresahkan warga dunia. Kita terus dukung Presiden Jokowi di dalam kebijakan-kebijakannya di dalam melawan gerakan intoleransi dan aksi anti-kedamaian. Mari kita bersama perangi terorisme!

Betul kan yang saya katakan?

http://ift.tt/2synxeH

Subscribe to receive free email updates: