Jamran Mau Relawan Atau Tim Sukses AHY, Anggota Kubu Cikeas Ikut Tersangka Makar!

Mau Jamran Relawan atau Timses, Kubu Cikeas Dipastikan Terlibat Makar

Penulis : Muhammad Nurdin

Gara-gara satu orang bernama Jamran, Kubu Agus-Sylvi jadi kalang kabut. Mereka nampaknya tak menduga akan seperti ini akhirnya. Sehingga, banyak terjadi peristiwa yang tidak masuk akal. Ya, namanya gaduh, mereka harus mencari dalih untuk terhindar dari dugaan terlibat makar aksi 212.

Dimulai dari Gde Sardjana. Pertama kali diperiksa. Gde Sardjana mengaku telah mentransfer sejumlah uang kepada tersangka makar Jamran. Tapi, menurut keterangannya, uang sejumlah 10 juta itu dikirim untuk biaya persalinan istri Jamran. Itu adalah bentuk solidaritas pertemanan katanya. Gde memastikan uang tersebut tidak diperuntukan untuk makar.

Ternyata. Gde Sardjana tidak hanya mentransfer 10 juta saja. Gde mentransfer sebanyak tiga kali ke Jamran. Dengan total uang yang dikirim sebesar 35 juta. Gila.. untuk biaya persalinan 35 juta? Pertemanan menyentuh macam apa hingga 35 juta diberikan cuma-cuma dengan alasan solidaritas pertemanan?

Tak lama setelahnya. Akhirnya Gde Sardjana menyerah. Ia akhirnya tak bisa berdalih lagi. Sebab, memang tak masuk akal 35 juta diberikan cuma-cuma. Emangnya Jamran siapa? Gde mengaku telah memberikan uang kampanye kepada Jamran. Padahal, kalau mengaku dari awal kan lebih baik.

Lalu. Pihak kepolisian memastikan bahwa Jamran adalah Timses Agus-Sylvi. Pernyataan polisi ini membuat kubu paslon nomor satu ini kebakaran jenggot. Pernyataan ini semakin mendekatkan dugaan bahwa aksi 212 memang didalangi kubu Cikeas. Tim pemenangan Agus-Sylvi pun bergegas mencari dalih untuk menepis dugaan ini.

Dalam kondisi yang gaduh seperti ini, Tim Pemenangan Agus-Sylvi harus membuat klarifikasi dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Mereka berharap dalih yang mereka buat dapat menepis pernyataan pihak kepolisian bahwa Jamran adalah Timses mereka. Disebabkan terlalu terburu-buru, klarifikasi yang diberikan bukannya membantah, malah menguatkan kesimpulan pihak kepolisian.

Ketua Tim Pemenangan Agus-Sylvi, Nachrowi Ramli menjelaskan bahwa status Jamran bukanlah Tim Sukses. Nama Jamran tidak ada dalam formulir BC1KWK tentang nama tim kampanye yang didaftarkan ke KPU. Kesimpulannya Jamran bukanlah tim kampanye Agus-Sylvi.

Nachrowi mengatakan, “Yang benar adalah memang saudara Jamran termasuk salah satu dari 24 relawan yang terdaftar di KPU. Di dalam organisasi relawan itu, yang bersangkutan hanya sebagai anggota, bukan ketua atau sekretaris.”

Hebat yah, seorang Jamran yang disebut sebagai “anggota” dari sebuah organisasi relawan dapat uang sebanyak 35 juta. Kalau Jamran sebagai anggota saja bisa dapat 35 juta, untuk ketuanya dapat berapa? Ini sangat tidak masuk akal. Biasanya, yang dapat uang itu punya posisi strategis. Dalih Tim Pemenangan Agus-Sylvi terkesan dibuat-buat. Mengapa?

Kubu Agus-Sylvi sengaja mengaku bahwa Jamran bagian dari mereka. Tapi, posisinya tidak strategis, hanya sebagai anggota tim relawan. Kalau hanya sebagai anggota, tidak akan bisa ditelusuri lagi. Sebab, yang tertulis namanya di KPU adalah nama koordinatornya (ketua). Jadi, ini bisa dibenarkan kalau Jamran hanyalah relawan.

Tapi. Seperti yang saya katakana di awal tadi. Tidak mungkin uang sebesar itu diberikan kepada seseorang yang tidak punya posisi strategis. Kalau dugaan saya benar bahwa Jamran memang punya posisi strategis dalam kubu Agus-Sylvi, misalnya koordinator. Seharusnya, namanya ada dalam data KPU. Kenyataannya tidak ada. Itu artinya, Tim Pemenangan Agus-Sylvi telah membuat kebohongan kepada publik.

Dan Nachrowi Ramli tidak bisa membedakan apa itu Tim Sukses, apa itu Tim Kampanye. Sebab, keduanya memang berbeda. Kalau Timses itu tidak dicatatkan secara resmi di KPU sebagai salah satu syarat dalam proses pendaftaran Cagub. Sedang Tim Kampanye itu harus dicatatkan secara resmi di KPU. Benar, Jamran memang tidak masuk Tim Kampanye. Kalau Timses, ya sangat mungkin.

Secara etimologis saja Tim Sukses itu beda dengan Tim Kampanye. Kalau Tim Kampanye adalah mereka yang terlibat dalam kampanye seorang Cagub. Sedang, Tim Sukses adalah mereka yang terlibat dalam menyukseskan Cagub yang bersangkutan. Cakupan kerja Timses lebih luas, sebab tidak hanya seputar kampanye. Jadi, jika Jamran kerjanya adalah untuk menyukseskan AHY dalam Pilkada, berarti Jamran adalah Tim Suksesnya AHY.

Itulah mengapa pihak kepolisian menyebut Jamran itu adalah Tim Suksesnya Agus-Sylvi, bukan Tim Kampanyenya.

Tapi. Kalaupun dugaan saya salah, dan Jamran memang benar adalah anggota relawan Agus-Sylvi. Hal itu tidak akan menganulir dugaan keterlibatan kubu Agus-Sylvi dalam upaya makar pada aksi 212. Justru, malah menguatkan dugaan keterlibatan mereka.

Mau berpegang kemana pun, tentang status Jamran ini, apakah ke pihak kepolisian atau ke pihak tim pemenangan, kubu Agus-Sylvi jelas-jelas terlibat dalam aksi makar 212. Ini tidak terbantahkan lagi. Tinggal kita tunggu pihak kepolisian mempreteli satu persatu kebusukan Kubu Cikeas demi ambisi kekuasaan.

Saya rasa, begitulah kura-kura.

Selengkapnya :
http://ift.tt/2hJBbst

Subscribe to receive free email updates: