Nasib Anak SBY : PPP Hilang, Salahudin Diciduk Intel, Pimred Obor Rakyat Divonis!

Nasib Anak SBY: PPP Hilang, Salahudin Diciduk, Pimred Obor Rakyat Divonis

Penulis : Alifurrahman

Setelah Romy diundang ke Istana, lalu pulangnya jadi kehilangan PPP, ternyata ada cerita lain yang tak kalah lucunya. Yakni cerita salah satu ketua tim pemenangan Agus Sylviana, Salahudin Alam.

Salahudin Alam mendadak ditangkap oleh Intel Kejaksaan Negeri Maros Senin Malam. Proses penangkapannyapun mirip-mirip dengan Romy, masih sekitaran setelah makan-makan. Salahudin Alam ditangkap setelah makan malam bersama Raja Gowa, Maddusia di rumah makan, bakso lapangan tembak Senayan.

Grup-grup WA sempat rame, terutama yang grup pendukung Agus Sylvi. Namun belakangan baru diketahui bahwa Salahudin Alam merupakan napi yang divonis 5 tahun penjara, namun kemudian menjadi ditambah menjadi 6 tahun penjara plus denda 1,6 milyar setelah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi. Karena keberatan dengan keputusan Pengadilan Tinggi, Salahudin melakukan upaya kasasi ke MA, namun usahanya gagal. Setelah semua upayanya menemui jalan buntu, Salahudin memilih melarikan diri.

Salahudin divonis bersalah atas kasus korupsi penyaluran kredit usaha tani senilai 4,8 miliar pada 14 kecamatan di Maros tahun 2002.

Selama 12 tahun Salahudin menjadi buronan dan menyandang status DPO. Selama itu kita –atau katakanlah saya- tidak tau. Buruknya, meski menyandang status DPO, Salahudin bebas beraktifitas, bahkan menjadi tim pemenangan Agus Sylvi, luar biasa.

Sebagian pembaca seword mungkin akan bertanya-tanya, apakah tim Agus Sylvi atau SBY tidak tau kalau Salahudin Alam merupakan DPO? Jika pertanyaan itu ditujukan pada Pakar Mantan, maka jawabnya adalah nyaris mustahil SBY tidak tau, apalagi kalau melihat keterangan pers sebelum 4 November lalu, SBY seperti masih mencengkram terlalu kuat dan punya informan dari intelijen.

Tapi bagi saya dan penggemar tulisan Pakar Mantan, rasanya tak perlu terlalu kaget. Toh dalam sejarahnya, PSSI pernah dipimpin oleh narapidana dari balik jeruji. Kalau sekarang Salahudin menjadi tim sukses Agus Sylviana, itu tak terlalu mengejutkan. Masih lebih baik ketimbang Salahudin maju sebagai Cawagub mendampingi Agus. Sementara soal melarikan diri dan selama 12 tahun tidak tertangkap, pun biasa saja. Toh Samadikun yang merupakan buronan BLBI juga baru tertangkap di pemerintahan Jokowi dengan kabinet kerjanya.

Bukan konspirasi

Penangkapan Salahudin dapat dipastikan bukan bagian dari konspirasi. Malah ini merupakan upaya penegakan hukum yang tidak tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Jika ada yang tidak mendukung penangkapan Salahudin, maka dapat dipastikan mereka adalah bagian dari koruptor dan mafia. Sebab kita semua sudah sepakat bahwa ini negera hukum.

Berbeda jika penangkapan dilakukan saat Salahudin berada di markas timses Agus Sylvi, mungkin itu bisa disebut memanfaatkan momentum. Tapi Intel Kejari cukup profesional dengan bersabar mengikuti dan melakukan penangkapan di area netral, bebas dari embel-embel Pilgub DKI.

Kalau kemudian penangkapan ini dinilai merugikan anaknya SBY yang sedang berjuang memenangkan Pilgub DKI, itu urusan lain. Yang salah pasti bukan lawan SBY. Sebab Salahudin sudah buron selama 12 tahun. Kalau ada pihak yang mau disalahkan, ya salahkan saja SBY. 10 tahun tak mampu menangkap Salahudin, Jokowi hanya butuh 2 tahun.

Selain Salahudin, salah satu tim sukses Agus Sylvi lainnya juga mendapat nasib buruk. Dia adalah pemred Obor Rakyat, Setiyardi Budiono dan Darmawan Sepriyosa, divonis 8 bulan penjara atas kasus pencamaran nama baik dan penghinaan terhadap Jokowi pada Pilpres 2014 lalu. Hinca Panjaitan Demokrat yang bertindak sebagai penasihat hukum berencana untuk melakukan banding.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa Hinca Panjaitan yang merupakan pengurus Demokrat sampai perlu menjadi penasihat hukum pemred Obor Rakyat? Ya karena mereka merupakan timses Agus Sylvi. 12 Oktober lalu sudah pernah saya bahas antara Obor Rakyat, MUI dan kaitannya dengan SBY. Selengkapnya bisa dibaca di: http://ift.tt/2g2hqcB

Kalau dua hal ini, penangkapan Salahudin dan vonis terhadap Pimred Obor rakyat dinilai merugikan pihak Agus, jangan salahkan pemerintahan Jokowi, ini kan soal hukum. Sebaiknya salahkan SBY, kenapa membiarkan buronan diangkat jadi tim sukses anaknya? Kenapa juga orang yang masih bermasalah hukum dan menghasilkan banyak fitnah pada 2014 lalu kemudian diangkat sebagai tim pemenangan anaknya?

Selain anggapan bahwa SBY teledor atau tidak pandai mengangkat orang-orang baik untuk jadi tim sukses, tak ada yang bisa menghentikan opini liar bahwa sebenarnya Obor Rakyat adalah antek SBY. Tapi terlepas dari apapun kenyataannya, semoga ke depan semakin banyak buronan yang ditangkap dan diadili secara hukum.

Semoga timses Agus Sylviana tabah menghadapi hal ini dan tidak merasa terdzolimi. Tetap semangat meski PPP sudah diambil orang, Salahudin diciduk intel dan Pimred Obor Rakyat kini divonis penjara. Tak perlu menyalahkan siapa-siapa, senyap saja. Sebab kalau kalian makin bersuara atau protes, orang akan melihat bahwa kalian memang kelompok orang-orang bermasalah di negeri ini.

Terakhir, mungkin akan jauh lebih seru jika Mas Ibas kemudian dipanggil oleh KPK untuk dimintai keterangan. Sebab dari Anas, Nazarudin, Anggie sampai almarhum Sutan Batugana semuanya satu suara mengatakan bahwa ada indikasi Ibas terlibat. Dan semoga aparat tak menangkapnya di markas tim pemenangan.

Selengkapnya :
http://ift.tt/2fQoZFE

Subscribe to receive free email updates: