Gubernur Bungkam Soal Kariu


AMBON - BERITA MALUKU.
Gubernur Maluku, Murad Ismail memilih bungkam atau diam saat ditanya terkait gejolak sosial yang kembali terjadi di Negeri Kariu. 


Hal itu terjadi saat Gubernur dimintai keterangan oleh awak media, usai menghadiri pelantikan Benhur Watubun sebagai Ketua DPRD Maluku, di rumah rakyat, karang panjang, Ambon, Senin (19/12/2022). 


Gubernur yang baru turun dari lantai dua langsung ditanyai awak media terkait polemik saat kepulangan masyarakat Negeri Kariu ke kampung halamannya. 


Namun sayangnya, Gubernur enggan menanggapi pertanyaan awak media. Mantan Dankor Brimob Polri itu hanya mengatakan "Saya Nga", sambil berjalan memasuki mobil dinasnya. 


Sekedar tahu, kepulangan warga Negeri Kariu ke kampung halamnnya saat ini diwarnai penolakan dari Warga Pelauw, yang disertai  pembakaran sejumlah rumah milik masyarakat Kariu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. 


Bungkamnya Gubernur terhadap persoalan Kariu, disesali Wakil Ketua Komisi I DPRD Maluku, Jantje Wenno. 


Menurutnya, saat ini rakyat mengharapkan Gubernur memberikan pernyataan, bahkan kalau bisa hadir langsung ditengah-tengah masyarakat Kariu dan Pelauw. 


"Kalau soal Gubernur yang memilih bungkam silahkan langsung tanyakan ke Gubernur dalam menyikapi persiapan Kariu. Itukan kan pertanyaan rakyat dan pertanyaan kami anggota DPRD," tandasnya. 


Sebagai bapak dari masyarakat Maluku, menurut Wenno Gubernur harus memberikan seruan damai, bila perlu langsung ke lokasi bertemu dengan masyarakat Kariu dan Pelauw. 


"Beliau kan bapak bagi masyarakat Maluku, harus kesana meredam masyarakat pelauw, membangun dialog komunikasi apa yang dikehendaki masyarakat pelauw sehingga proses perdamaian ini bisa berlanjut," ujarnya.


"Yang Pastinya saya minta Gubernur turun kesana membangun komunikasi dengan masyarakat pelauw supaya mereka bisa merajut perdamaian dengan masyarakat Kariu, agar mereka bisa kembali," sambungnya.


Wenno mengakui telah berkoordinasi dengan Kapolresta Ambon dan Kapolda Maluku terhadap polemik yang terjadi di Kariu. 


"Dari hasil koordinasi, Kapolda dan Kapolresta Ambon berjanji akan terus berupaya mengatasi polemik yang terjadi secara baik," ucapnya. 


Disingung pembakaran rumah milik warga Kariu karena ada unsur pembiaran, padahal telah dikerahkan 600 personil ke lokasi, politisi Perindo itu mengaku tidak melihat hal itu  karena masih ditangani aparat keamanan. 


"Masa menolak kan banyak, jadi tentu penanganan masa seperti itu ada prosedurnya, bukan aparat langsung tembak, bukan seperti itu tetapi harus persuasi dengan masyarakat menolak," ucapnya. 


Wenno menghimbau Kepada masyarakat Pelauw untuk menahan diri, dan bisa membangun sebuah proses perdamaian dengan basudara Kariu sehingga bisa hidup berdampingan secara damai. 


Wakil Ketua DPRD Maluku, Azis Sangkala meminta Pemerintah Daerah (Pemda) baik Provinsi Maluku maupun Kabupaten Maluku Tengah, serta aparat TNI/Polri untuk melakukan langkah persuasi jelang pemulangan pengungsi Warga Kariu ke negeri asalnya. 


"Pemda Maluku dan Maluku Tengah dan Aparat keamanan mengkonsolidasikan semua pihak agar proses ini bisa berjalan dengan baik,"pinta Sangkala kepada wartawan diruang kerjanya, Senin (19/12/2022). 


Menurutnya, upaya konsolidasi perlu dilakukan secepatnya, sehingga gejolak yang terjadi saat pemulangan warga Kariu tidak semakin membesar, yang pada akhirnya upaya damai yang telah disepakati menjadi sia-sia. 


"Saya harap Pemda Maluku, Pemda Maluku Tengah dan kepada pak sekda Maliku, bersama aparat keamanan TNI/Polri untuk membuka komunikasi dengan semua pihak agar masalah ini bisa terselesaikan dengan baik," tandasnya.


Sementara Raja Pelauw Rasyad Effendi Latucosina dikonfirmasi mengenaj hal ini juga memilih diam. 


Rasyad yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Maluku ketika ditanya wartawan hanya berjalan ke mobil dinas tanpa sepata kata.


Subscribe to receive free email updates: