FPII Setwil Maluku Gelar FGD, Ini Pesan Kadispora Ambon


AMBON – BERITA MALUKU.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Ambon, Richard Luhukay, AP membuka secara langsung Focus Group Discussion (FGD), yang diselenggarakan Forum Pers Independent Indonesia, Sekretariat Wilayah (FPII Setwil Maluku).

Kegiatan yang berlangsung dibawah tema “Literisasi media perteguh nasionalisme pemuda Maluku” di salah satu hotel di kota Ambon, rabu (03/11/2021), menghadirkan empat narasumber, masing-masing Azis Tunny, Farham Suneth, Dr. Abdul Rauf Basry dan Tahjudin Buano .

Dalam sambutannya, Kadispora Kota Ambon,  Richard Luhukay, AP mengatakan, sejak terbukanya kebebasan informasi dan teknologi, pertumbuhan media massa dan media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Media komunikasi yang telah bermetamorfosis menjadi media digital itu perkembangannya semakin beragam lebih gampangnya direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan sejenisnya.

Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat tanpa membedakan strata sosial dan ekonomi. Penggunaan media komunikasi smartphone dan sejenisnya telah bergeser menjadi gaya hidup masyarakat tertentu. Dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa teknologi media telah mengambil bagian dari peran-peran tertentu di masyarakat. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi tentu ada beberapa konsekuensi baik yang berkonotasi positif maupun negatif atas pengaruh penggunaan teknologi media komunikasi itu.

Menurutnya, tekanan itu semakin intens ketika media saling berlomba-lomba dalam memberikan layanan informasi kepada konsumennya. Tingginya penetrasi media komunikasi itu dampaknya semakin sulit terkontrol. Kini konsumen tidak sekedar mendapatkan informasi pengetahuan dan hiburan tetapi bisa berinteraktif langsung. Pada saat yang sama media menanamkan nilai ideologi baru berupa gaya hidup budaya konsumerisme dan model peniruan sikap dan perilaku para artis atau aktor tertentu yang dipopulerkan media.

Untuk itu, kata Luhukay sudah waktunya penetrasi media yang semakin gencar dan bebas harus diimbangi dengan literasi media sebagai budaya tangkal atas dampak negatif media. Disamping itu literasi media juga bertujuan untuk melindungi konsumen yang rentan dan lemah terhadap dampak media penetrasi budaya media baru.

Ia berharap edukasi literasi media untuk pemuda bisa mendorong penguatan karakter dan pembentukan profil generasi Pancasila. Yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan patriotisme selain itu para pemuda diharapkan bijak dalam menggunakan media sosial sejak dini turut membentuk karakter yang baik terutama dalam membiasakan diri berpikir kritis kreatif dapat bekerjasama menghargai diri sendiri dan orang lain serta memiliki empati.

“Semoga kegiatan-kegiatan seperti ini sering dilakukan ke depan sebagai wadah edukasi bagi insan media maupun bagi para kaum muda di kota Ambon,”pungkasnya.()

Subscribe to receive free email updates: