Kades Neat: Proyek Jalan Setapak Belum Selesai Lantaran Kepala Tukang Tidak Berada di Tempat


NAMROLE - BERITA MALUKU.
Kepala Desa Neath, Kecamatan Leksula, Anthony Nurlatu, mengakui proyek jalan setapak dalam Desa Neath bersumber dari ADD/DD tahun 2020, belum selesai dikerjakan lantaran kepala tukang sering bepergian dalam waktu lama, sehingga pekerjaan itu tertunda hingga kini.


Demikian klarifikasi Kades Neath Anthony Nurlatu kepada media ini di Namrole, Rabu (31/3).


Kades menjelaskan, bahwa pekerjaan jalan setapak di desanya sesuai yang tertuang didalam APBDes sepanjang 150 meter, yang telah dikerjakan sepanjang 130 meter dan masih tersisa 20 meter.


"Diatas (Desa) itukan, tertuang didalam APBDes 150 meter, suda dikerjakan 130 meter, lalu tinggal 20 meter saja yang belum dikerjakan. Tetapi, material sudah ada di lokasi pekerjaan untuk lanjutkan pekerjaan," ungkap Kades.


Dikatakan Kades, terkendalanya, lantaran kepala tukang Marthen Nurlatu sering tidak berada di desa, sehingga anak buahnya tidak bisa kerja lantaran harus menunggu kepala tukang.


"Karena kepala tukang Marthen Nurlatu sering berjalan, tidak ada di desa sehingga pekerjaannya tertunda," ujarnya.


Terkait material milik masyarakat yang pakai untuk pekerjaan itu yang belum dibayarkan ganti rugi, kata Kades, semuanya telah dibayarkan oleh Pemerintah Desa melalui Kaur Pembangunan.


"Semua material milik warga sudah direalisasi, dibayar langsung di lapangan," sebut Kades.


Diberitakan sebelumnya, Warga Desa Neath, Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan mengeluhkan proyek jalan setapak yang dikerjakan oleh Kepala Desa mereka, Antony Nurlatu. Anggaran proyek itu dibiayai oleh ADD/DD Tahun anggaran 2020 belum juga selesai dikerjakan hingga 2021 ini.


Hal ini diungkapkan salah satu warga desa Neath kepada media ini di Namrole. Wanti-wanti warga desa Neath ini meminta agar namanya dirahasiakan.


"Di desa Neath, lingkungan tiga, yang kerjakan adalah Marten Nurlatu sebagai kepala tukang dan di bantu oleh 11 temannya yang berasal dari Lingkungan tiga," jelas sumber.


Dijelaskan, proyek jalan setapak itu sepanjang 150 meter, yang belum selesai dikerjakan atau tersisa 50 meter.


"Yang sudah di kerjakan ada sekitar 100 meter dan yang belum di kerjakan ada sekitar 50 meter. Sisahnya tak kunjung selesai karena tidak ada pasokan matrial dari pihak desa dalam hal ini kepala desa Neath," ucapnya.


Sumber mengaku kesal lantaran material berupa pasir dan kerikil untuk pekerjaan 100 meter itu milik warga, juga belum dapat dibayarkan oleh Kepala Desa.


"Masyarakat suda menagih harga material dari Kades Antony Nurlatu, tapi kades katakan tidak ada uang. Yang jadi tanda tanya adalah, anggaran fisik 2020 untuk setapak itu di kemanakan,  sehingga proyek ini bisa terhambat seperti ini?, ucap pemuda Neath ini heran.


Hinggah kini proyek jalan setapak di desanya itu masih terkatung-katung karena diduga telah kehabisan anggaran. Sehingga kebutuhan material untuk pekerjaan sisahnya belum juga bisa diselesaikan.


"Tukang dan para pekerja sudah menunggu matrial sangat lama namun belum di pasok," ucap dia.


Dikatakan, material berupa pasir dan batu untuk pekerjaan proyek jalan setapak itu adalah milik warga, belum juga dilakukan pembayaran ganti rugi.


"Masyarakat berharap Kades segerah bayar ganti rugi material, karena mereka sangat membutuhkannya" ujarnya. Namun yang sangat mengherankan, anggaran proyek bisa habis," herannya. (AZMI)

Subscribe to receive free email updates: