Komisi III DPRD Promal Bersama Disperindag, Bahas Ancloknya Harga Cengkeh


AMBON - BERITA MALUKU.
Ada beberapa daerah di Maluku saat ini telah masuk pada musim panen cengkeh.


Namun sayangnya, dibalik kegembiraan masyarakat dalam memanen hasil rempah-rempah keunggulan di bumi raja-raja ini, terbentur dengan anjlok harga cengkeh, mencapai Rp51-53 ribu/kg, dari harga normal tertinggi Rp150/kg.


Menanggapi hal ini, DPRD Maluku, melalui Komisi III, kemudian memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku, guna mempertanyakan anjloknya harga cengkeh.


Usai pertemuan yang dipimpin Ketua Komisi III, Richard Rahakbauw, dihadiri Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku, Elvis Pattiselano, Wakil Ketua Komisi III, Arni Soulissa, kepada awak media di baileo rakyat, karang panjang, Ambon, senin (09/11), mengungkapkan, anjloknya harga cengkeh bukan hanya terjadi di Maluku, namun secara nasional.


Hal ini, menurutnya tentu mempengaruhi daya jual. Misalnya PT Padi Mas, menurut Kepala Disperindag, Elvis Pattiselano, ada 600 ton yang mau dieskpor juga susah.


Dari hal tersebut, solusi ditawarkan, kata dia permintaan dari LSM untuk diadakan BUMD, sehingga nantinya dikoordinasi dengan instansi terkait.


"Untuk hal ini masih direncanakan, tapi kita merespon permintaan dari LSM,"ucapnya.


Salah satu penyebab anjloknya Cengkeh, jelasnya disebabkan pandemi Covid-19, sehingga permintaan dari pabrik rokok juga menurun, disebabkan penutupan dua pabrik gudang Djarum dua ditutup, begitu juga gudang garam merah.


"Hal inilah yang mempengaruhi anjloknya harga cengkeh. Karena Biasakan permintaan dari pabrik juga pasti lebih banyak, namun karena Covid-19, permintaan menurun,"ungkapnya.

Subscribe to receive free email updates: