Lebih Dari 100 Spesimen Masih Diuji Swab di BTKL Kelas II Ambon

AMBON - BERITA MALUKU. Juru Bicara Penanganan Pencegahan Virus Corona (Covid-19) Provinsi Maluku, Meykal Pontoh mengungkapkan sampai saat ini masih ada lebih dari 100 Spesiemn yang masih diuji Swab lewat metode PCR di BTKL-PP Klas II Ambon.

"Spesimen yang masih ada di BTKL lebih dari 100-an," ujar Pontoh saat dikonfirmasi, Jumat (24/04/2020).

Dikatakan, spesimen tersebut berasal dari beberapa daerah, termasuk 9 orang dari Buru, dua ABK KM. Dobonsolo, Maluku Tengah dan Ambon, yang dari hasil Rapid Test sebelumnya dinyatakan positif.

"Iya termasuk dari Buru, Malteng, Ambon," ucapnya.

Begitu juga dengan tujuh pasien Terkonfirmasi, yang sampai saat ini dari hasil Swab kata Pontoh masih positif.

Ke tujuh pasien tersebut, yakni, kasus 03 dan 06 dirawat di RSUD Haulussy Ambon, sementara pasien kasus 08 dan 15 di RS Lantamal Halong, pasien kasus 12 di RS Bhayangkara Ambon, pasien kasus 16 RST Latumeten dan pasien kasus 17 di Diklat BPSDM Maluku.

"Paling kurang sudah tiga kali diambil (swab). Dan hasilnya masih tetap positif, kita berdoa agar kedepan Swab yang diambil hasilnya sudah negatif, mengingat kondisi mereka baik," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Virus Corona (Covid-19) Maluku, Kasrul Selang mengungkapkan, yang menjadi persoalan saat ini adalah semakin menipisnya reagen dan ekstraksi untuk pengujian swab lewat metode PCR di BTKL-PP Klas II Ambon.

"Saat ini, reagen dan ekstraksi di BTKL-PP Klas II Ambon hanya tersisa 20, hanya bisa dipergunakan untuk dua hari," ungkapnya.

Persoalan ini, menurutnya telah disampaikan ke gugus tugas Covid-18 nasional, dan telah disediakan 50 ribu alat yang disalurkan ke seluruh daerah.

Namua ia belum mengetahui pasti alat tersebut dikirim ke daerah kapan.

"Belum tahu apakah kita kebagian atau tidak. Karena yang 20ribu pertama saja kita tidak kebagian karena mereka melihat dari tingkat-tingkat kasus," ucapnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya akan melakukan pengadaan 50 dal satu dua hari kedepan.

Namun jika pengadaannya belum ada, kata Kasrul mau tidak mau proses pengujian sampel kembali dilakukan di lab kesehatan DKI Jakarta.

Subscribe to receive free email updates: