Apa Itu Stress, Gejala dan Upaya Menghilangkannya


Oleh: dr. Febry Ubro

STRES adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit, stress membuat tubuh untuk memproduksi hormon adrenalin yang berfungsi untuk mempertahankan diri, stress merupakan bagian dari kehidupan manusia.

Stress yang ringan berguna memacu seseorang untuk berpikir, berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari-hari.

dr. Febry Ubro
Stress ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditangani akan berbahaya bagi kesehatan.

Gejala Stres

• Menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega.

• Bertindak secara agresif dan defensif.

• Merasa selalu lelah.

• Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa.

• Palpitasi atau jantung berdebar-debar.

• Otot-otot tegang.

• Sakit kepala, perut dan diare.
Komplikasi stres

• Tekanan darah tinggi dan serangan jantung.

• Sakit mental, hysteria.

• Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan.

• Tidak bisa tidur (insomnia).

• Migren atau kepala pusing.

• Sakit maag.

• Serangan asma yang tambah berat.

• Ruam kulit.

Penyebab stress atau stressor

Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons stress. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, di rumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya.

Istilah stressor diperkenalkan pertama kali oleh Selye (dalam Rice, 2002).

Menurut Lazarus Dan Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.

Menurut Lazarus dan Cohen (1977), tiga tipe kejadian yang dapat menyebabkan stress yaitu:

• Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.

• Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan masalah pribadi lainnya.

Ditambahkan Freese Gibson (dalam Rachmaningrum, 1999) umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab stress, semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah mengalami stress. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan mendengar.

Pengalaman kerja juga memengaruhi munculnya stress kerja. Individu yang memiliki pengalaman kerja lebih lama, cenderung lebih rentan terhadap tekanan-tekanan dalam pekerjaan, daripada individu dengan sedikit pengalaman (Koch Dan Dipboye, dalam Rachmaningrum,1999).

Selanjutnya masih ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat stress, yaitu kondisi fisik, ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe kepribadian tertentu (Dipboye, Gibsin, Riggio dalam Rachmaningrum, 1999).

Cara Mengobati Stress
Perawatan untuk menghilangkan stres biasanya melibatkan kombinasi metode yang dapat mencakup perubahan gaya hidup, konseling, dan teknik relaksasi atau manajemen stress.

Perlakuan terhadap stress Anda akan sangat bervariasi tergantung pada jenis gejala yang Anda alami dan seberapa parahnya gejala tersebut.
Perawatan dapat berkisar dari jaminan sederhana hingga perawatan rawat inap dan evaluasi di rumah sakit.

Setelah dilakukan pemeriksaan dan evaluasi yang cermat oleh dokter untuk menyingkirkan penyebab medis dari gejala Anda dan untuk membantu mengidentifikasi kondisi stress atau emosional yang terjadi, ada beberapa cara untuk menghilangkan stress. Tergantung pada kepribadian dan gaya hidup Anda, satu atau lebih modalitas ini mungkin tepat untuk Anda:

• Program latihan teratur

• Diet sehat dan kebiasaan gizi

• Biofeedback sesuai indikasi

• Yoga

• Meditasi

• Akupunktur

• Konseling oleh profesional kesehatan mental yang berkualitas, sesuai kebutuhan

• Intervensi medis untuk setiap masalah fisik yang ditemukan.


Subscribe to receive free email updates: