Disperindag Maluku Pantau Ketersediaan Stok Semen

Ilustrasi
BERITA MALUKU. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku telah menurunkan staf untuk memantau ketersediaan stok semen pada beberapa distributor.

Upaya ini dilakukan, menindaklanjuti adanya kelangkaan semen di sejumlah toko bangunan di kota Ambon dan disekitarnya.

"Dalam beberapa hari terakhir ini, agak sedikit terganggu semen yang terjadi kelangkaaan. Untuk itu, saya sudah perintahkan staf untuk mengecek hal ini, kira-kira penyebab terjadinya kelangkaan," kta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselanom, Senin (8/10/2018).

Walaupun demikian, dirinya sudah membangun koordinasi dengan salah satu perusahaan pemasok semen, yakni PT Tonasa. Yang mengakui saat ini masih tersedia 2 ribu ton semen.

"Kemarin itu ada masuk 6 ribu ton semen, 4 ton diantaranya sudah dibongkar dan disalurkan, tinggal 2 ribu ton yang saat ini masih dilakukan pembongkaran," ucapnya.

Diakuinya, 2 ribu ton yang tersisa sebagainya diperuntukan untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) di Wailela yang merupakan program prioritas pemerintah pusat dan sebagianya untuk umum.

"Jadi satu silo disiapkan khusus untuk memasok semen ke RSUP, sedangkan satu silo untuk penjualan umum dan sebagainya," tuturnya.

Walaupun melihat pembangunan yang begitu pesat di kota Ambon dan sekitarnya, namun dirinya optimis ketersediaan semen bisa mencakup di semua lini pembangunan.

"Kemarin saya minta mereka untuk tetap menjaga ketersediaan stok semen, dan dari PT Tonasa berjanji untu membantu
 menyelesaikan masalah ini," pungkasnya.

Terlepas dari hal tersebut, ditanya mengenai harga kebutuhan pokok, akui Elvis, sampai saat masih tetap normal dan terkendali, hal ini dibuktikan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang membuktikan Maluku di bulan september mengalami deflasi.

"Itu berarti sangat jauh. Tadinya kita khawatir dengan kenaikan daging ayam dua bulan terakhir ini sampai 43 ribu sampai sekarang turun sudah Rp39 - Rp40 ribu," tuturnya.

Walaupun demikian, jelasnya, pola kosumsi di Maluku berbeda dengan di pulau Jawa, yang setiap hari mengkosumsi ayam. Sedangkan di Maluku, ayam bukan merupakan kosumsi utama, sehingga, kenaikan harga ayam tidak begitu berpengaruh terhadap inflasi.

Subscribe to receive free email updates: