Ratusan warga dan kendaraan mengungsi di bukit Karpan. |
Gempa pertama kali mulai dirasakan pada pukul 20:31 WIT. Saat itu pula warga mulai berhamburan keluar rumah. Namun, gempa susulan yang goncangannya terasa lebih besar sebanyak 5 kali mulai membuat warga khawatir, apalagi isu tsunami yang berhembus kencang dari pihak yang tidak bertanggungjawab menyebabkan kepanikan semakin membludak.
Wargapun histeris, menangis sambil berlarian menuju ke tempat yang lebih tinggi dengan berbekal apa adanya. Bukan saja warga yang tinggal di bibir pantai panik, namun warga yang berada di sejumlah dataran rendah juga turut panik dan mengungsi.
Karena panik, sejumlah pengendara roda dua dan roda empat juga melajukan kendaraan tanpa pikir akan terjadi kecelakaan, akibatnya kesemrawutan dan kemacetan tak terhindarkan di sejumlah ruas jalan terutama ruas jalan menuju dataran yang lebih tinggi seperti di kawasan Batu Merah menuju bukit Galunggung, kawasan Belakang Soya menuju bukit Karang Panjang, kawasan Batu Meja menuju Kayu Putih, kawasan Mangga Dua menuju Kusu-Kusu Sereh dan sejumlah kemacetan yang juga terjadi di tempat lain akibat kepanikan.
Sejumlah rumah sakit di Ambon juga tak luput ikut mengevakuasi para pasien, sehingga rumah-rumah sakit tampak kosong melompong ditinggalkan penghuni.
Pantauan Berita Maluku Online, hingga Rabu (1/11/2017) dinihari, warga yang mengungsi di dataran tinggi, sebagian tampak masih enggan turun akibat trauma, seperti tampak di bukit Karang Panjang, patung Christina Martha Tiahahu ini, dimana para pengungsi yang menggunakan kendaraan roda dua dan empat, masih terus bertahan, apalagi ada terbesit kabar tak sedap bahwa masih akan terjadi gempa-gempa susulan.
Selain kepanikan, sejumlah kerusakan juga ditimbulkan oleh kekuatan gempa tersebut, seperti yang terjadi pada pusat perbelanjaan Maluku City Mall (MCM) Tantui, dimana plafon MCM runtuh, terutama pada lantai 2, namun beruntung tidak ada korban jiwa.
Kerusaan juga terjadi pada sejumlah bangunan seperti Ambon City Center (ACC) di kawasan Passo, Planet 2000 di kawasan jalan AY PAtty Ambon, maupun Bandara Internasional Pattimura.
Umumnya kerusakan bangunan yang terjadi berupa runtuhnya plafon-plafon ruangan akibat guncangan gempa yang dirasakan begitu kuat.
Kerusakan juga terjadi pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon dan Rumah Sakit Sumber Hidup sehingga para pasien yang sedang bersitirahat langung dievakuasi ke luar gedung.
Kerusakan juga terjadi pada Hotel Amans dimana tembok pada lantai dua dan tiga mengalami keretakan sehingga karyawan dan tamu hotel lari berhamburan ke jalan raya.
Sementara pihak BKMG Ambon melaporkan genpa tektonik berkekuatan 5,7 SR ini berada pada kedalaman 10 kilo meter dan terletak pada 3,79 Lintang Selatan hingga 127,76 Bujur Timur.
Untuk diketahui, pusat gempa berada pada 46 kilo meter arat barat Pulau Ambon, 64 Km arah timur Ambaluaw, Kabupaten buru Selatan, 82 Km barat daya Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat atau 9 Km arah barat daya Kota Piru.
BMKG telah mengingatkan warga bahwa gempa tektonik ini tidak berpotensi tsunami, namun demikian warga tak menggubris karena merasa sangat khawatir sehingga berusaha mengungsi dan bertahan di tempat yang lebih aman.
Hingga berita ini diturunkan, gempa susulan masih terjadi dan sudah lebih dari 15 kali.