Selamat Ulang Tahun Presiden Hebat Tersayangku : Joko Widodo

Hari ini tepat usiamu memasuki angka 56 tahun. Usia yang matang sebagai seorang laki-laki. Tanggung jawab sangat besar juga sedang engkau pikul. Tak sekedar suami bagi seorang wanita bernama Iriana ataupun ayah bagi Gibran, Kahyang Ayu, dan Kaesang. Juga bukan cuma seorang kakek bagi Jan Ethes cucumu tercinta. Lebih dari itu engkau adalah pemimpin, kepala negara, dan kepala pemerintahan negeri ini.

Nasib Indonesia 5 tahun ini ada di tanganmu. Apakah akan dibawa ke arah yang lebih baik atau malah ke gerbang kehancuran, kendali utama ada dalam genggamanmu. Meski kami sebagai warga juga turut andil mau mengikuti arahan sang pilot ataupun tidak. Banyak persoalan bangsa yang sejak awal kau memegang jabatan menunggu untuk diselesaikan, baru muncul di tengah kepemimpinanmu, ataupun yang nantinya akan jadi kejutan di tahun-tahun ke depan. Harapan saya sih bapak 5 tahun komplet dan akan nambah lagi 5 tahun berikutnya.

Sebagai seorang suami, sedangkal yang saya lihat, sepertinya engkau cukup sukses menjadikan Ibu Iriana istri yang berwibawa dan seorang Ibu Negara yang baik. Di tengah banyak ibu pejabat yang senang dandan glamour, pamer ini itu, atau malah tertangkap dengan suaminya karena kasus korupsi maka setidaknya kalian bisa jadi contoh. Bu Iriana juga sukses tampil sebagai Ibu Negara yang tahu kodrat dan posisinya serta tidak terlalu ikut campur.

Sebagai ayah, you are the coolest one! Tapi Papa saya lebih cool lagi sih pastinya. Kami bisa melihat anak-anakmu tumbuh dengan baik, bukan anak pejabat yang sok-sokan, dan mereka sederhana namun kreatif. Mungkin kalau pejabat lain malu anaknya punya bisnis martabak atau jadi vlogger, namun engkau tidak. Bukan kafe mewah di pusat kota dengan menu hispter yang mereka pilih jadi usaha. Engkau juga mertua yang baik yang bisa menerima menantu dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Mungkin terdengar sepele, namun saya tahu tidak semua orangtua bisa seperti itu.

Sebagai Presiden, saya mulai dari yang buruk saja ya Pak. Saya tahu banyak orang yang suka nggak puas dengan keputusan yang Bapak buat. Banyak kebijakan yang dianggap tidak pro rakyat. Misalnya soal pertanian. Kalau harga mahal kenapa malah impor, padahal itu kesempatan petani kita dapat keuntungan lebih misalnya. Atau kritikan soal Kendeng, reklamasi, penerapan Full Day School, pengungkapan kasus Munir, dll. Ibaratnya Bapak ini ketiban awu.

Banyak hal yang masyarakat tidak sadari itu semua adalah masalah warisan yang ditinggalkan oleh Pemerintahan sebelumnya. Namun sebagai Presiden sekarang Bapak dituntut untuk menyelesaikan. Yang saya coba pahami adalah jadi pemimpin itu tidak bisa selalu menyenangkan seluruh warganya. Halah jangankan Presiden, jadi Ibu saja kadang harus mikir kalau anaknya no 1 ingin makan sushi, anak no 2 ingin makan rawon, anak no 3 maunya pecel, sementara suaminya ingin bakso maka harus dipilih salah satu untuk dimasak. Kritik dan kecaman tentu akan selalu mampir karena mengurus 200 juta manusia itu memang tidak gampang. Lah wong kita aja ngurusi satu orang saja dan itu adalah diri kita sendiri kadang sudah kewalahan, ya to?

Hal yang paling saya angkat topi adalah semangat Bapak membangun Indonesia. Saya sendiri kagum Pak dan tiba-tiba jadi mikir “ternyata bisa ya? Lah Presiden sebelum-sebelumnya ngapain aja??“. Contoh paling gampang soal tol Pak.

Pengalaman saya sendiri ya Pak soal tol Porong-Pandaan. Bertahun-tahun rasanya jadi momok buat saya yang sempat PP Surabaya-Pasuruan ataupun Surabaya-Malang. Dimulai dari musibah lumpur Lapindo pada 2006. Sejak itu jalur itu seperti momok. Macetnya panjang, ampun sekali. Belum lagi kalau hujan, banjir, ancaman tanggul jebol. Mau mencari alternatif naik kereta api juga was-was karena rel sering tergenang lumpur. Perjalanan Surabaya-Malang yang dulu cukup 2 jam menjadi 5 jam bahkan lebih. Mau lewat jalur alternatif pun juga makan waktu meski arusnya lebih lancar.

Banyak kerugian ekonomi yang didapat selain tentunya rasa lelah di tubuh. Pusat kerajinan tas di Tanggulangin, Sidoarjo banyak pemiliknya yang rugi karena setelah kejadian itu jumlah pengunjung turun drastis. Banyak sopir angkutan yang juga mengeluh karena kerja mereka di jalanan jadi lebih berat. Dan herannya melihat kondisi itu jalan arteri dan tol lama sekali bisa direalisasikan. Baru 2011, 5 tahun setelah itu, arteri Porong dibuka. Macetnya selesai? Sedikit. Itu hanya memutar jalur agar tidak melewati tanggul saja. Setelah itu akan terjadi penumpukan arus kendaraan lagi keluar arteri. Dan baru Juni 2015 tol Porong-Pandaan dibuka. 9 tahun setelah kejadian itu. Sesusah itukah?

Oke mungkin saya bodoh soal birokrasi dan bahwa pembebasan lahan tidak mudah, dll. Tapi kenyataannya di banyak lokasi termasuk tol Surabaya-Mojokerto yang sudah bebas juga selama itu tak kunjung jadi. Dulu saya sempat mengira apakah saya yang ketinggalan berita atau memang belum diresmikan. Tapi syukurlah sejak Pak Jokowi jadi Presiden banyak sekali proyek yang was wes wos selesai.

Yang sedang saya tunggu saat ini adalah selesainya salah satu proyek strategis Pemerintahan Jokowi yakni jalur lintas Pantai Selatan Pulau Jawa yang membentang sejak Banyuwangi sampai wilayah Propinsi Banten. Itu seharusnya sudah dari dulu ada Pak, agar kota dan kabupaten di pesisir selatan juga bisa segera maju. Di situ banyak potensi ekonomi seperti perikanan dan kelautan serta tentunya pariwisata namun terhalang infrastruktur yang tidak memadai. Bayangkan berapa jam waktu yang diperlukan nelayan di Dampit untuk bisa mengirim ikan ke Malang? 3-4 jam! Itu kalau lalu lintasnya lancar. Bagaimana mereka mau mau melebarkan pasar misalnya ke Surabaya atau kota lain kalau ikannya harus terlalu lama di jalan?

Atau misalnya ada perusahaan yang ingin membuka pabrik di kabupaten seperti Pacitan, Trenggalek, Lumajang, dll selama ini banyak terkendala karena akses yang kurang bagus. Dengan dibukanya jalan lintas ini nantinya orang dari Jember kalau ke Trenggalek ataupun Yogyakarta tidak harus mampir dulu ke Surabaya atau lewat kota Malang. Harapan saya sih juga akan dibangun jalur kereta api lintas pantai selatan Jawa. Pasti keren sekali pemandangannya.

Banyak yang mengeluh merasakan subsidi banyak yang dicabut. Saya tahu mereka juga sebal karena subsidi dicabut tapi perusahaan seperti PLN ternyata masih banyak inefisiensi di tubuh mereka dalam menjalankan bisnis. Itu memang tugas pemerintah dan PLN menangani. Tapi saya juga senang dengan pengalihan subsidi itu wilayah Indonesia lain yang selama ini gelap akhirnya bisa menyala juga. Ada juga yang dialihkan untuk (lagi-lagi) pembangunan infrastruktur. Sebagai golongan kelas menengah ngehek meski menangis melihat tagihan, tapi kami bahagia mendengar saudara kami di Papua bisa mempersingkat perjalanan lintas gunung yang biasanya 40 hari jalan kaki menjadi hanya 4 hari karena jalan lintasnya sudah dibuat. Ini suatu bukti bahwa ternyata kita bisa melakukan itu. Selama ini ngapain aja ya negara ini?

Saya juga senang Bapak mendorong industri kreatif. Memang sudah waktunya generasi muda kita diajarkan bahwa mencari uang tidak selalu dengan cara konvensional seperti yang dilakoni orangtua mereka. Perkembangan dunia adalah peluang, selama itu halal dan tidak merugikan orang lain kenapa tidak? Di era kompetisi seperti ini, menjadi kreatif dan terbuka dengan berbagai peluang adalah cara untuk bertahan dan maju.

Saya mungkin tidak akan selalu memuja-muja Bapak, kritik pun akan saya sematkan. Karena itulah teman yang sejati tidak hanya menebar puja-puji tapi berani mengkritik selama tujuannya untuk membangun. Semoga Pak Jokowi sehat fisik dan mentalnya selalu, panjang umur, dimudahkan dalam menjalani tugasnya, dan selalu berbahagia. Terima kasih Pak atas pengabdianmu yang sudah banyak buahnya bagi negara ini. Kiprahmu juga menyadarkan kami akan banyak hal, siapa yang tulus membangun Indonesia dan siapa yang tidak.

Banyak teladan dari sikap dan caramu yang juga menyentuh dan menjadi pembelajaran buat saya.Tak usah yang berat-berat, dari caramu menanggapi pertanyaan anak-anak di Vlog atau kehangatan yang Engkau tunjukkan saat kuis sepeda membuat saya tahu bahwa engkau bukan orang yang mengkotakkan diri. Semoga suatu hari saya diberi kesempatan jumpa dan ngobrol banyak bersama Bapak.

Selamat ulang tahun Pak, Ridho Allah Insya Allah bersamamu selalu…

#JokowiUntukIndonesia
http://ift.tt/2sNCH2k

Subscribe to receive free email updates: