Kisah korupsi yang dilakukan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti menarik untuk ditelisik sambil mendengarkan musik dengan asyik. Pasalnya Gubernur yang baru dilantik satu tahun yang lalu ini termasuk idola Dai berpoligami, Abdullah Gymnastiar.

Tidak heran, mengingat Ridwan Mukti menerima banyak sekali penghargaan. Dua penghargaan yang paling menonjol adalah Penghargaan Akhlak Mulia Tahun (2007) dan Penghargaan Amal Bhakti Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah (2008). Belum lagi dengan Penghargaan Rekor MURI dengan peserta terbanyak Khatam AI-Qur’an sebanyak 12.587 Santri (2012).

Berakhlak mulia dan sangat Islami benar-benar melekat dengan suami Lily Martiani Maddari. Pantas diduga bila Aa Gym atau Aa Nastiar ini sangat suka orang-orang semacam ini. Akhlak mulia, Islami, dekat dan cinta dengan Al-Quran. Dan, pasti khatam Al-Quran juga.

Sebagaimana diketahui masyarakat bumi bundar dan bumi datar, suami berjamaah Teh Ninih dan Teh Rini ini suka berdakwah tentang pentingnya akhlak. Suka sekali pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini menyindir Ahok yang suka marah-marah hingga mencuca. Pokoknya tidak santun-lah. Aa Nastiar ini hingga beranggapan kalo orang yang omongannya kasar itu tidak berakhlak. Jelas hal ini disampaikan untuk menohok Ahok.

Nah, kini ulama yang rajin beraksi bela agama tersebut pantas berbangga. Gubernur yang islami dan berakhlak paling mulia sejagat raya ini, sebelum hari raya Idul Fitri 1348 H tiba, kena Operasi Tangkap Tangan KPK. Semoga ulama yang rajin lagi masuk tivi ini tiada bosan untuk terus-terusan menyerukan pentingnya punya akhlak mulia hingga mendapatkan penghargaan dan pantas jadi Gubernur.

Semoga bersama FPI segera menggagas aksi bela akhlak mulia. Kalau perlu minta fatwa Majelis Ulama Indonesia. Masak orang mendapat penghargaan akhlak mulia dan begitu islami kok korupsi. Pantas dibela-lah oleh kaum berjidat hitam dan secingkrangan.

Itulah bagian kisah Gubernur Ridwan Mukti. Si pemegang penghargaan akhlak mulia yang ternyata tidak takut pada dosa korupsi. Seolah kompak, istrinya yang berhijab Lily Martiani Maddari, juga digelandang KPK. Ini benar-benar penistaan pada motor berhijab yang berasap. Gara-gara korupsi istri gubernur yang berhijab ini, motor berhijab yang berasap bisa-bisa turun harga.

Sekarang, bagaimana menelaah paket koruptor suami-istri Gubernur Bengkulu ini? Soal akhlak sudah tak terbantah memang paling mulia, istri sudah berhijab, mengapa tidak takut dengan dosa korupsi? Ini masalahnya.

Apa bagi sementara orang yang berlomba-lomba mencari predikat akhlak mulia, berpartai agamis, bertata busana gamis, hafal ayat-ayat suci, punya anggapan bisa melakukan korupsi nasuha? Sebuah korupsi yang barangkali tengah dikonstruksi supaya menjadi syar’i. Seperti pernah dilakukan politikus PKS dengan cara menggunakan kode ‘iqro dan juz Quran.

Bangsa Indonesia bisa dibilang masyarakatnya sangat religius. Dengan Kartu Tanda Penduduk yang menyertakan kolom agama di dalamnya tentu menjadi bukti nyata. Pertanyaannya, orang yang semakin religius -seperti nampak dalam tata lahiriah- apakah makin yang bersangkutan tidak tahan untuk korupsi?

Dengan kata lain, apakah orang makin kelihatan religius, nafsu korupsinya justru makin besar? Tentu bukan maksud menggeneralisir. Hanya bertanya sewajarnya saja. Soalnya benar-benar tak habis pikir. Gubernur berakhlak paling mulia di bumi bundar dan bumi datar ternyata doyan korupsi. Tidak tanggung-tanggung, ini korupsi berjamaah yang dilakukan bersama istri.

Seolah, korupsi suami-istri -Gubernur berakhlak mulia menurut Islam dengan istri berhijab yang syar’i ini- membuat korupsi menemukan wujudnya yang sempurna. Korupsi terbaik yang pernah ada di Indonesia. Pantas disebut sebagai korupsi nasuha. Korupsi yang dilakukan semaksimal mungkin.

Istilah nasuha diambil dari kata ‘an-nashahah’, yaitu ‘jahitan’. Berdasarkan asal kata tersebut, terdapat dua sisi (makna) dari korupsi nasuha. Pertama, karena korupsi tersebut dijalankan dengan kekompakan dengan jalinan hubungan paling kuat. Ikatan suami-istri yang saling menguatkan. Sebagaimana kekuatan jahitan yang menyatukan dan menguatkan pakaian yang robek.

Sisi yang ke dua, korupsi nasuha mengumpulkan antara pelakunya dengan para koruptor lain dan merekatkan ikatan mereka lewat seragam baru rompi oranye. Sebagaimana diketahui KPK telah menyiapkan rompi oranye yang dijahit secara khusus dengan peruntukkan istimewa juga. Jahitan rompi oranye sangat kuat. Siapapun yang memakai rompi tersebut punya identitas kuat sebagai koruptor.

Kisah korupsi nasuha yang dilakukan suami-istri sungguh mencengangkan. Kira-kira apakah masih ada obat untuk korupsi jenis ini? Bangsa Indonesia tidak boleh putus-asa. Kalau ada korupsi nasuha toh masih ada taubat nasuha.

http://ift.tt/2sthMRN

Subscribe to receive free email updates: