Jalan Segera Jadi, Jembatan Sudah Ada, Sumber Air Sudah Dekat, Terima Kasih Pak Jokowi...

Indonesia Timur merupakan daerah dengan sumber daya alam yang melimpah tetapi sejak dahulu kala kekayaan alam yang tidak dibarengi dengan kemajuan pada daerah tersebut. 

Namun kini kita mesti akui bahwa di tangan Jokowi wajah kusam Indonesia Timur berubah menjadi wajah cerah dan penuh kecerahan, berikut saya ingin memberikan bukti bahwa Jokowi memahami apa itu Indonesia Timur :

1. Jembatan Merah Putih, Kota Ambon

(Dokumentasi Pusat Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

Jembatan Merah Putih yaitu salah satu jembatan terpanjang di Indonesia timur, sebagaimana yang diliris oleh Kompas.com (04/04/2016) tercatat secara teknis panjang jembatan ini adalah 1.140 meter yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu, jembatan Pendekat di sisi Desa Poka sepanjang 520 meter, jembatan Pendekat di sisi Desa Galala sepanjang 320 meter, dan Jembatan Utama sepanjang 300 meter.

Jembatan Merah Putih ini dibangun sejak 17 Juli 2011, Jembatan Merah Putih menelan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 779,2 miliar. Sepengetahuan saya Jembatan Merah Putih dibangun pada pemerintahan SBY namun pekerjaan Jembatan Merah Putih ini tak kunjung selesai hingga kemudian berhasil diselesaikan oleh Presdien Joko Widodo.

Bahkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang langsung datang ke Kota Ambon guna meresmikan pendirian Jembatan Merah Putih yang berdiri megah melintasi Kota Ambon, Maluku. Jembatan Merah Putih juga menjadi salah satu dari sekian bukti bahwa proyek tersendat era SBY ini jalan di tangan Jokowi.

Tempo dulu jika saya ingin ke Kota Ambon saya mesti melalui arah Paso yang membutuhkan waktu tempuh hampir 65 menit dari Universitas Patimura, jika saya ingin cepat maka saya mengambil alternatif lain yaitu harus dengan menggunakan kapal penyeberangan (ferry) antara Poka dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20-25 menit, hal ini belum terhitung dengan waktu antri yang juga memakan 10-15 menit jika lagi padat-padatnya.

2. Jalan Trans Papua

(Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), secara keseluruhan total panjang Trans Papua adalah 4.330,07 km, yang terdapat di Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua.

Sebagaimana yang diliris oleh Detik.com (04/04/2016)bahwa total panjang Trans Papua di Provinsi Papua adalah 3.259,45 km, sedangkan yang di Provinsi Papua Barat panjangnya 1.070,62 km. Dari total panjang tersebut, ada 231,27 km jalan baru yang dibangun di 2016, sehingga total Trans Papua yang tembus hingga saat ini sebesar 3.851,93 km, dan yang belum tembus sebesar 479,04 km.

Soal pembangunan memang Jokowi ahlinya, lihat saja bagaimana Jokowi menyadari betul bahwa dengan pembangunan jalan tersebut maka tembusnya jalan-jalan di pedalaman Papua, mulai dari pegunungan, hutan, dan sungai akan menumbuhkan sumber-sumber perekonomian baru bagi masyarakat di sekitarnya sehingga ada efek di segala lini pula.

3. Sumber Air Sudah Dekat

Foto: dok. Kementerian PUPR

Saya sempat kaget dengan salah pemberitaan di media online Koepang (09/12/2016) dengan memberi Judul “Bangun 7 Waduk, Jokowi Tampar Para Pemimpin di NTT”. Media online ini Kupang.com ini bukan meliris berita hoax namun hal ini memang benar adanya bahwa Jokowi menyadari betul bagaimana sindiran salah satu iklan air mineral yang menggambarkan kondisi di Timur Indonesia yang sangat jauh dari air, padahal air adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dijamin oleh negara.

Koepang.com memberitakan bahwa Jokowi telah membocorkan tekadnya untuk membangun 7 waduk di NTT. Tekad ini menunjukkan bahwa Jokowi memahami betul permasalahan yang dihadapi masyarakat di Nusa Tenggara Timur.

Sebagaimana yang diliris pula oleh Detik.com (28/09/2016) bahwa Pembangunan infrastruktur dasar, yakni bendungan memang paling banyak dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat, baik untuk air minum maupun pengairan ke sektor pertanian dan perkebunan.

Total bendungan baru yang akan dibangun berjumlah 49 bendungan dan 7 di antaranya ada di NTT. Sementara daerah lainnya, rata-rata hanya dibangun 2-3 bendungan. Masyarakat NTT harus berbangga dengan sentuhan kepemimpinan Jokowi yang banyak membuat terobosan di NTT.

Bahkan perlu diketahui bahwa Presiden Jokowi menyebutkan, Gubernur NTT adalah gubernur yang paling sering menelepon presiden meminta membangun infrastruktur di NTT. Sebagaimana diliris oleh Kupang.tribunnews.com (23/04/2016) bahwa Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi NTT, Ir. Andre W Koreh, MT, melalui layanan BlackBerry Messenger (BBM) kepada Pos Kupang, Jumat (22/4/2016), menyampaikan, dalam pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Belanda, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa pembangunan infrastruktur sedang menjadi perhatian pemerintah, lebih khusus di kawasan Timur Indonesia, termasuk NTT.

Bahkan dalam liris yang sama juga Presiden Joko Widodo juga menyatakan bahwa “Bagaimana mau membangun di NTT kalau di NTT tidak ada air. Makanya kalau provinsi lain pemerintah hanya membangun satu atau dua buah. Bahkan ada yang tidak dapat. Tapi NTT diberikan tujuh bendungan. Salah satunya Raknamo,” kata presiden sambil meminta Gubernur NTT berdiri dan mendapat aplaus dari masyarakat Indonesia di Belanda.

Sehingga dari situlah kita ketahui betul bahwa Jokowi Widodo sangat mengerti bahwa pemerataan pembangunan di Republik Indonesia adalah harga mati dan perlu perhatian khusus dimana selama ini kawasan Indonesia Timur sangat dipinggirkan. Bahkan Jokowi telah berkali-kali menyampaikan arahan kepada jajarannya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di setiap daerah. Terlebih pembangunan di daerah pinggiran dan perbatasan antar-negara.

Selengkapnya : http://ift.tt/2qRklJY

Subscribe to receive free email updates: