BERITA MALUKU. Pertumbuhan industri manufaktur mikro kecil dan kuartal (q-to-q) Provinsi Maluku pada 2017 meningkat 7,27 persen.
"Pertumbuhan komulatif selama 2017 (c-to-c) yang juga merupakan pertumbuhan tahunan (y-on-y) sebesar 26,79 persen," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk, di Ambon, Rabu (3/5/2017).
Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil untuk tingkat nasional pada Triwulan I 2017 kuartal (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,44 persen, pertumbuhan komulatif (c-to-c) sekaligus pertumbuhan tahunan (y-on-y) sebesar 6,63 persen.
Dumangar mengatakan pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 di Maluku didominasi oleh industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI 20).
Kemudian industri barang galian bukan logam (KBLI 23) industri furnitur (KBLI 31)dan industri kayu , barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) serta barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (KBLI 16) dengan pertumbuhan produksi triwulanan diatas 10 persen.
Sedangkan pertumbuhan industri besar dan sedang kuartal (q-to-q) Provinsi Maluku triwulan I tahun 2017 bertumbuh sebesar 2,36 persen. Pertumbuhan komulatif (c-to-c) sekaligus pertumbuhan tahunan (y-on-y) naik sebesar 6,62 persen.
Pertumbuhan produksi industri besar dan sedang kuartal (q-to-q) tingkat nasional juga bertumbuh sebesar 0,86 persen, pertumbuhan komulatyif (c-to-c) sekaligus pertumbuhan tahunan (y-on-y) naik sebesar 4,33 persen.
Dumangar mengemukakan, industri mikro dan kecil merupakan bagian dari sektor industri manufaktur yang mempunyai sumbangan cukup signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan di Indonesia.
"Industri mikro adalah industri yang mempunyai tenaga kerja sebanyak satu hingga empat oraang, sedangkan industri kecil memiliki tenaga kerja lima - 19 orang," ujarnya.
"Pertumbuhan komulatif selama 2017 (c-to-c) yang juga merupakan pertumbuhan tahunan (y-on-y) sebesar 26,79 persen," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk, di Ambon, Rabu (3/5/2017).
Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil untuk tingkat nasional pada Triwulan I 2017 kuartal (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,44 persen, pertumbuhan komulatif (c-to-c) sekaligus pertumbuhan tahunan (y-on-y) sebesar 6,63 persen.
Dumangar mengatakan pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 di Maluku didominasi oleh industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (KBLI 20).
Kemudian industri barang galian bukan logam (KBLI 23) industri furnitur (KBLI 31)dan industri kayu , barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) serta barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (KBLI 16) dengan pertumbuhan produksi triwulanan diatas 10 persen.
Sedangkan pertumbuhan industri besar dan sedang kuartal (q-to-q) Provinsi Maluku triwulan I tahun 2017 bertumbuh sebesar 2,36 persen. Pertumbuhan komulatif (c-to-c) sekaligus pertumbuhan tahunan (y-on-y) naik sebesar 6,62 persen.
Pertumbuhan produksi industri besar dan sedang kuartal (q-to-q) tingkat nasional juga bertumbuh sebesar 0,86 persen, pertumbuhan komulatyif (c-to-c) sekaligus pertumbuhan tahunan (y-on-y) naik sebesar 4,33 persen.
Dumangar mengemukakan, industri mikro dan kecil merupakan bagian dari sektor industri manufaktur yang mempunyai sumbangan cukup signifikan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan di Indonesia.
"Industri mikro adalah industri yang mempunyai tenaga kerja sebanyak satu hingga empat oraang, sedangkan industri kecil memiliki tenaga kerja lima - 19 orang," ujarnya.