Pemkab Bursel Gelar Seminar Ekonomi Syariah

BERITA MALUKU. Pemerintah Kabupaten Buru Selatan (Bursel) melaksanakan rangkaian pelaksanaan MTQ XXVII tingkat Provinsi Maluku, salah satunya Seminar tentang Pengembangan Ekonomi Syariah.

Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa dalam sambutannya, Selasa (25/4/2017) sekaligus membuka kegiatan seminar ini mengatakan, dalam konteks pelaksanaan MTQ di Kabupaten Buru Selatan ini, harus ada sesuatu yang diberikan juga, bukan saja nilai-nilai agamanya, tetapi harus ada nilai sosial kemasyarakatan yang bisa diberikan dan kita sumbangkan kepada seluruh masyarakat Buru Selatan.

“Kita tahu bahwa perkembangan ekonomi secara nasional maupun secara internasional, ekonomi syariah yang cukup berkembang di Indonesia. Saya menganggap kegiatan saat ini sangat penting sekali, karena ekonomi syariah bukan saja menjadi milik masyarakat atau orang-orang muslim, tetapi kini menjadi milik setiap orang,” ujarnya.

Dikatakan, di Indonesia ternyata banyak nasabah yang non muslim, karena mereka melihat ternyata lebih menguntungkan dari bank-bank konvesional.

''Kita di Buru selatan juga berharap bank syariah bisa membuka cabangnya juga di Buru Selatan, di Namrole untuk dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,'' harap Tagop.

Kegiatan seminar ini merupakan sebuah kegiatan ilmiah akademisi dalam rangka pelaksanaan MTQ Provinsi Maluku ke-27.

''Ekonomi syariah ini juga memberikan nilai positif yang sangat besar dilihat dari sifat ekonomis,'' sebut Tagop.

Pemda Bursel melihat bahwa ide dan pikiran-pikiran dari kegiatan ini dapat disosialisasikan kepada seluruh komponen masyarakat terutama pelaku ekonomi yang ada di kota Namrole.

''Ekonomi syariah adalah sebuah ruang untuk bagaimana bisa meningkatkan ekonomi ke depan.'' ujar Tagop.

Kabupaten Buru Selatan ketika baru dimekarkan merupakan penyumbang kemiskinan terbesar di Maluku, 35.2 persen. Dan hari ini patut bangga, walaupun masih banyak kekurangan yang dimiliki.

''Kita patut berbangga sebagai salah satu kabupaten penyumbang angka kemiskinan yang paling terendah,'' sebut Tagop.

Kata Tagop lagi, dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Maluku, misalnya MBD, MTB, SBT dan SBB yang telah mekar kurang lebih 15 tahun tetapi mereka penyumbang angka kemiskinan tertinggi di Maluku.

''Dalam waktu lima tahun Buru Selatan dipenuhi dengan berbagai usaha kecil dan menengah yang berkembang di Kota Namrole,'' katanya.

Hal ini lanjutnya, menandakan pergerakan dan pertumbuhan ekonomi cukup positif. Dan sejak Januari 2017 lalu kota Namrole kini masuk dalam jalur tol laut.

Seminar ini menampilkan empat narasumber yakni Rektor Universitas Cokroaminoto Makasar Prof.Dr.H. Muh Asdar, SE, M.Si yang juga sebagai Ketua Presidium Nasional Cen, Dekan III Fakultas Ekonomi Unpatti Ambon Dr. Jufri R. Pattilouw, Pembantu Rektor UKIM, Dr. Simon Pieter Soegijono, SE, M.Si dan Bambang Maryo Nugroho,SE sebagai Kepala Cabang PT.Bank Muamalat Indonesia Ambon yang juga Ketua I Masyarakat Ekonomi Syariah Provinsi Maluku Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Bisnis Syariah.

Hadir juga Sekda Bursel, Syharoel Pawa, Ketua DPRD Bursel Arkilaus Solissa, Wakil ketua Gerson Selsily dan sejumlah anggota DPRD, pimpinan SKPD lingkup Pemkab Bursel serta  para pelaku bisnis yang ada di Kota Namrole Kabupaten Bursel.

Semarak MTQ XXVII Provinsi Maluku bertema,:  'Ttinjauan pengembangan ekonomi syariah sebagai potensi ekonomi baru dalam upaya pengentasan kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan.''

Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian cindramata dan sertifikat oleh Bupati kepada masing-masing narasumber. (LE)

Subscribe to receive free email updates: