Terungkap! Rahasia Besar Pemilik Situs Seword Dukung Jokowi-Ahok, Juga Para Rahasia Pebisnis Lainnya!

Gara-gara Dukung Jokowi Ahok, Mereka Kehilangan Milyaran Rupiah

Penulis : Alifurrahman

Saat Jokowi menjadi Presiden, rupanya banyak orang merasakan dilema dalam hidupnya. Memilih dan mendukung Jokowi ternyata bernilai sangat mahal bagi sebagian orang.

Saya hanyalah contoh kecil yang tidak ada apa-apanya dalam memutuskan memilih Jokowi pada 2014 lalu. Saya hanya cukup mundur dari kepengurusan partai, menjadi rakyat nonpartai dan bebas memilih Presiden tanpa rasa bersalah karena berseberangan. Tapi selain saya, beberapa orang ternyata lebih dilema dalam mendukung Jokowi.

Beberapa bulan yang lalu saya bertemu dengan salah seorang teman aktifis. Awalnya kami diskusi santai tentang topik umum, namun kemudian ada temannya yang datang dan bahasan jadi terfokus pada beberapa nama tokoh yang digadang-gadang akan menjadi komisaris sebuah perusahaan BUMN. Sekilas saya mendengar soal “dana kampanye” untuk mendudukkan seseorang di posisi komisaris. Terdengar aneh, tapi sejauh pengamatan saya, mereka membicarakannya secara serius. Saya lupa apakah mereka berhasil mendudukkan jagoannya atau tidak, tapi yang lebih penting dari itu saya pikir adalah pernyataan “ya kita bersihin lah orang-orangnya mantan, biar ga ngerecokin.”

Saat diskusi soal nama-nama selesai, saya coba tanya apa itu ada pendananya? Jawabnya tidak ada. Ini gerakan spontan saja supaya tidak ada kelompok yang dominan. Selain itu supaya para pengacau itu tak punya sumber daya.

Kemudian dua bulan yang lalu, saya sempat bertemu dengan salah seorang pimpinan beberapa perusahaan. Ada satu cerita menarik yang membuat beliau dilema dalam memutuskan sesuatu. Perusahaan yang beliau kelola itu dihutangi sekian juta dollar oleh salah satu mitranya di BUMN.

Menjelang pergantian posisi komisaris, beliau kebingungan untuk mendukung atau menentukan keberpihakannya. Kalau si A yang terpilih, hutangnya pasti langsung lunas, tapi si A ini bagian dari mafia anu, dan ujung-ujungnya akan kembali ke jaman jahiliyah suap sana sini. Tapi kalau si B yang terpilih, orangnya profesional dan berintegritas, kita punya harapan ke arah yang lebih baik, tapi proses pembayaran hutang ke perusahaan mungkin akan lama.

“Ya ini dilema, satu sisi saya mengharap hutang itu cepat dilunasi, tapi di sisi lain juga mengharap negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang profesional,” kata beliau sambil terkekeh.

“Tapi saya sudah tanya istri, katanya soal uang itu ada jalannya sendiri, jadi ya sudah bismillah.”

Cerita ketiga, saya juga pernah bertemu dengan salah seorang pengusaha profesional yang memiliki banyak klien di pemerintahan pusat dan daerah, serta beberapa perusahaan multinasional di kawasan Asia. Awalnya kami membahas siapa yang akan bayar makanan yang sudah dipesan. Tapi kemudian berakhir dengan pernyataan “hilang 2M gara-gara milih Jokowi saya gapapa kok, apalagi cuma bayarin makan, haha”

Dari situlah kemudian muncul cerita soal keputusannya mendukung Jokowi yang ternyata berujung pada putus kontrak dan hilangnya pemasukan rutin. Tapi dia santai saja dan masih bisa meledek “duit saya masih banyak, dikasi negara 20 juta sebulan, haha”

Di luar sana, mungkin ada banyak orang yang jadi dilema karena mendukung Jokowi, atau mendapat konsekuensi tidak profesional. Bahkan mungkin salah satu pembaca Seword juga merasakan konsekuensi mendukung Jokowi atau Ahok. Dengan tulisan ini ingin saya sampaikan, percayalah, kalian tidak sendiri.

Ada yang dibenci karena memuji Ahok? Kalian tak sendiri. Ada yang dimaki gara-gara share tulisan Seword? puluhan orang menceritakan hal yang sama pada saya. Sekali lagi, kalian tidak sendiri. Tinggal pilihannya, apakah mau melawan atau mendiamkan mereka menebar propaganda?

Fenomena ini sepertinya baru di Indonesia. Baru di jaman Jokowi, orang berani keluar uang banyak untuk menggerakkan 7 juta demonstran. Baru di jaman Jokowi, orang mau kehilangan milyaran rupiah hanya untuk mendukung pemerintah yang dikelola secara profesional.

Jokowi Ahok simbol kebangkitan Indonesia

Setelah bertahun-tahun negara ini merdeka, baru di jaman Jokowi infrastruktur dibangun begitu cepat dan merata di seluruh pelosok negeri. Untuk pertama kalinya berhasil menyambungkan Papua dari darat, padahal baru dua tahun memimpin negeri.

Setelah bertahun-tahun Kalijodo menjadi tempat prostitusi, baru Ahok lah yang berani menggusur dan meratakannya dengan tanah, kemudian membangun tempat bermain anak dan masjid.

Oke, itu hanya contoh salah satu hal yang mereka kerjakan. Selain itu ada banyak lagi dan pasti akan membuat artikel ini terlalu panjang. Intinya adalah, perubahan demi perubahan itu terlihat jelas di depan kita. Nyata. Setelah bertahun-tahun kita melihat negara ini hanya jalan di tempat, maka wajar jika kehadiran Jokowi dan Ahok mampu membuat orang-orang yang merindukan kejayaan, rela melepas kenyamanannya demi kemajuan Indonesia.

Selengkapnya :
http://ift.tt/2lZeC2u

Subscribe to receive free email updates: