Mencari Dalang Dibalik Kasus Natasari Azhar Sudah Ketemu, Begini Caranya!

Begini Cara Mencari Dalang di Balik Kasus Antasari Azhar

Penulis : RICKY VINANDO

Kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen bisa dibuka kembali oleh Polda Metro Jaya dikarenakan tidak bertentangan dengan asas nebis in idem, dikarenakan yang akan diselidiki ulang dari awal adalah terduga pelaku lain yang diduga menjadi otak pembunuhan Nasrudin Zulkarnanen pada Maret 2009. 

Siapa orang yang paling berkepentingan dengan Antasari Azhar ketika Antasari Azhar menetapkan seseorang sebagai tersangka dan menahan seorang tersangka kasus Yayasan Bank Indonesia, saat itu? 

Pintu masuk penyelidikan bisa dimulai dari orang yang paling berkepentingan tersebut.

Lalu, penyelidikan lebih mendalam bisa dimulai dengan mendalami hubungan antara penetapan dan penahanan tersangka yang dilakukan Antasari Azhar terhadap seorang tersangka dalam kasus Yayasan Bank Indonesia dengan terbunuhnya Nasrudin Zulkarnaen sehingga tak lama kemudian Antasari ditetapkan sebagai tersangka otak dibalik pembunuhan tersebut. Dan yang harus  didalami disini adalah rentang waktu sejak penahanan tersangka kasus Yayasan Bank Indonesia hingga terbunuhnya Nasrudin Zulkarnaen. Rentang waktunya yang harus didalami, untuk melihat kausalitasnya.

Karena ada rentang waktu 1 bulan hingga terbunuhnya Nasrudin Zulkarnaen sejak pembawa pesan mengancam agar Antasari jangan menahan tersangka tersebut. Penyelidikan mengenai isi SMS yang berisi ancaman harus dilakukan secepatnya, tetapi saat ini SMS itu bukan hal yang terpenting untuk diungkap lebih dulu, dikarenakan yang terpenting/paling penting saat ini adalah melakukan penyelidikan yang harus ditarik jauh mundur ke belakang mulai dari beberapa jam setelah dilakukan penahanan, beberapa hari setelah dilakukan penahanan dan beberapa minggu setelah dilakukan penahanan terhadap seorang tersangka kasus Yayasan Bank Indonesia hingga terjadinya pembunuhan terhadap Nasrudin Zulkarnaen dan Antasari dijadikan sebagai kambinghitamnya. .

Penyelidikan yang dimulai dari beberapa jam setelah dilakukan penahanan, beberapa hari setelah dilakukan penahanan dan beberapa minggu setelah dilakukan penahanan, menjadi penting untuk melihat kapan tepatnya perencanaan pembunuhan dilakukan dan dimana perencanaan pembunuhan itu dilakukan. Karena konspirasi tinggi yang berakibat terjungkalnya Antasari Azhar, dilakukan perencanaan yang sangat matang, bahkan bila perlu sejak penetapan tersangka terhadap seorang tersangka kasus Yayasan Bank Indonesia, pun perlu diselidiki, dikarenakan untuk melihat dimana dan kapan perencanaannya. Karena kasus ini melibatkan seorang caddy bernama Rani Juliani, yang sebagai saksi kunci.

Dan setelah penyelidikan soal beberapa jam setelah dilakukan penahanan, beberapa hari setelah dilakukan penahanan dan beberapa minggu setelah dilakukan penahanan, dilakukan, tahap berikutnya adalah mulai mencari dan menemukan keberadaan Rani Juliani, caddy golf yang menjadi satu-satunya saksi kunci dalam kasus kematian Nasrudin Zulkarnaen karena telah distrategikan seolah ada cinta segitiga antara Antasari-Rani-Nasrudin. Rani Juliani sangat penting, karena dari Rani Juliani pula akan diketahui siapa yang memintanya menjadi ‘’mainan’’ dalam kasus itu dan siapa yang menemuinya agar mau menjadi ‘’mainan’’ sehingga seolah-olah ada cinta segitiga antara Antasari, Rani dan korban.

Karena dengan menemukan Rani Juliani, maka akan diketahui siapa yang telah mendorongnya agar Rani tiba-tiba mengajak Antasari bertemu di Hotel Grand Mahakam di kamar 803 hingga berbohong kepada Antasari, bahwa ada saudaranya yang minta dibantu agar dilantik menjadi seorang Direktur Utama di sebuah BUMN, padahal suadara yang dimaksud adalah korban yang juga suami yang sudah menikahinya secara siri. Dan tidak masuknya korban saat Rani Juliani seorang diri masuk ke kamar menemui Antasari, yang padahal yang mau bertemu dengan Antasari bukan Rani, tetapi korban, juga akan terungkap apabila Rani Juliani berhasil ditemukan dan dipaksa mengaku dengan jaminan diberikan perlindungan 24 jam. Kebohongan yang dilakukan oleh Rani kepada Antasari, adalah awal mula berjalannya strategi kasus ini.

Selain itu, penyelidikan yang dimulai dari hubungan antara penahanan seorang tersangka kasus Yayasan Bank Indonesia dengan terbunuhnya korban hingga Antasari yang dijadikan Antasari sebagai tersangka otak dibalik pembunuhan tersebut juga dapat disambungkan dengan sejumlah kejanggalan pada korban, yakni rambut kepala korban yang digunduli hingga habis. Tujuan dari penggundulan itu jelas yakni bertujuan agar menghilangkan bukti-bukti terkait anak peluru yang bersarang di kepala korban, karena dengan digundulinya kepala korban, maka jelaga mesiu yang berasal dari senjata api yang digunakan untuk menghabisi korban hilang dari tubuh korban. Dan tujuan penggundulan kepala korban harus diselidiki agar tersambung dengan benang merahnya.

Dan mayat korban yang tidak dalam keadaan utuh karena sudah tanpa baju dan telanjang , ini juga harus diselidiki lagi, siapa yang telah menyuruh agar korban ditelanjangi dan digunduli, karena dengan menggunduli dan menelanjangi mayat sama saja merusak mayat. Mayat yang telanjang, itu artinya seluruh bagian tubuhnya sudah terkena kotoran dan sudah sangat rusak. Perusakan mayat hanya dilakukan apabila ada kepanikan yang luar biasa. Sehingga penggundulan dan penelanjangan korban harus diselidiki lagi, terkait siapa yang menelajangi dan menyuruh menggunduli kepala korban yang jelas-jelas untuk menghilangkan jelaga mesiu-mesiu di tubuh korban.

Penjelasan: Terkait jawaban bahwa ‘’kasus ini tidak bisa dibuka lagi karena bertentangan dengan asas nebis in idem’’ pada jawaban dalam artikel http://ift.tt/2kBKlGK , bukan saya yang jawab, tetapi itu dijawab oleh teman saya, yang sempat meminjam hadphone saya kemarin. Tapi sudah saya perbaiki jawabannya. Demikian harap maklum terima kasih. 

Selengkapnya :
http://ift.tt/2kgrLWU

Subscribe to receive free email updates: