Catat! Habib Riezieq Bebas, Ahok Harus Bebas...!

Habib Riezieq Bebas, Ahok Harus Bebas

Penulis : Saefudin Achmad

Kasus penistaan agama yang menimpa Ahok dan Habib Rizieq seyogyanya tidak perlu diperpanjang dan diperlebar seperti ini. 

Efek yang ditimbulkan tidak sesederhana jika Ahok dan Habib Rizieq dipenjara urusan selesai. 

Akan ada efek domino yang sangat masif yang akan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Hal ini tentu sangat disukai dan bisa dimanfaatkan oleh negara lain yang menginginkan Indonesia rusuh dan terpecah belah. Keanekaragaman suku, budaya, agama, ras, bahasa, serta gaya hidup yang ada di Indonesia sangat rentan untuk dilanda konflik internal. Perlu sikap yang dewasa dan bijaksana bagi seluruh rakyat Indonesia agar sadar bahwa semua bertanggung jawab terhadap keutuhan NKRI.

Jika Habib Rizieq sedikit mau berpikir panjang dan bijaksana, tentu akan membuat sosok beliau semakin disegani oleh seluruh masyarakat Indonesia. Aksi-aksi beliau dan FPI yang menurut sebagian umat Islam merupakan aksi pembelaan yang akan memberikan manfaat kepada kehormatan agama Islam, justru sangat merugikan tidak hanya untuk agama Islam, namun juga untuk seluruh rakyat Indonesia. Islam menjadi agama yang dikenal mau menang sendiri, seperti preman, mentang-mentang mayoritas jadi bisa sewenang-wenang terhadap minoritas. Kerukunan antar-agama di Indonesia menjadi tercoreng dan semakin memburuk.

Beliau mungkin lupa ada kaidah fikih yang berbunyi, “dar’ul mafasid muqoddamun ‘ala jalbil mashalih”, “menolak bahaya harus lebih didahulukan dari pada mengambil manfaat”. Harusnya sebelum bertindak Habib Rizieq terlebih dahulu berpikir, kira-kira tindakannya itu akan membuahkan mafasid atau mashalih. Kalaupun memang ada mashalih-nya, bagaimanapun yang harus diutamakan adalah menolak mafasid.

Contoh sederhana seperti ini, ada seorang suami yang memiliki istri yang sedang hamil, saat itu dia bimbang antara pergi shalat jum’at atau menunggui istrinya yang sedang hamil tua. Maka yang harus suami itu lakukan adalah menunggui istrinya yang sedang hamil tua dibanding pergi shalat jum’atan meskipun shalat jum’at merupakan kewajiban seorang muslim laki-laki. Namun dalam kasus ini, sang suami lebih wajib untuk menunggui istrinya yang sedang hamil tua dalam rangka mencegah bahaya, dibandingkan dia harus mengambil manfaat dari shalat jum’at.

Saya berharap dengan dilaporkannya Habib Rizieq atas tuduhan penistaan agama bisa membuat dirinya berpikir dua kali untuk terus mengintervensi proses hukum Ahok. Bukan malah membuatnya semakin besar kepala dan menjadi-jadi. Karena, yang dilakukan Ahok tidak ada bedanya dengan yang dilakukan Habib Rizieq.

Habib Rizieq melarang Ahok berbicara tentang tafsir surat al-Maidah ayat 51 karena Ahok bukan orang Islam yang tidak tahu tentang tafsir. Habib Rizieq harusnya termakan omongan sendiri. Beliau menghina ajaran Kristen padahal Beliau sendiri tidak tahu tentang ajaran Kristen. Keduanya sama-sama membicarakan sesuatu yang tidak diketahuinya. Kalau memang ada sangsi, mereka berdua harus mendapatkan konsekuensi hukum yang sama. Jika Habib Rizieq bebas, maka Ahok pun harus bebas.

Ada yang menyanggah bahwa Habib Rizieq saat itu berbicara di depan jama’ahnya yang orang Islam, bukan di depan orang Kristen, sedangkan Ahok di depan orang Islam kepulauan seribu. Pendapat ini bisa disanggah bahwa pendengar Habib Rizieq dan Ahok sama-sama merasa tidak terhina atas ucapan mereka. Warga Kepulauan Seribu tidak merasa terhina atas ucapan Ahok, begitupun jama’ah Habib Rizieq juga tidak terhina atas ucapan Habib Rizieq. Yang terhina justru orang di luar sana yang tidak mendengar langsung apa yang dikatakan oleh Habib Rizieq dan Ahok.

Saksi-saksi pelapor dalam kasus Ahok justru bukan orang Kepulauan Seribu dan ternyata orang-orang yang terkait dengan FPI sebagaimana terdapat dalam http://ift.tt/2iuOf3j. Begitupun saksi yang melaporkan Habib Rizieq dengan tuduhan menistakan agama Kristen juga bukan orang yang mendengar perkataan Habib Rizieq secara langsung.

Kasus yang menimpa Ahok dan Habib Rizieq sangat identik dan memiliki banyak kesamaan. Tindakan Mahasiswa Kristen yang melaporkan Habib Rizieq saya rasa hanya tindakan umpan balik atas pelaporan FPI tentang tuduhan terhadap Ahok. Saya orang muslim namun saya merasa umat Kristiani lebih dewasa dalam menyikapi penghinaan dan penistaan yang dilontarkan kepada mereka. Jika FPI tidak melaporkan Ahok, saya yakin mahasiswa Kristen tidak akan melaoprkan balik Habib Rizieq.

Sebagai umat beragama, kita berhak meyakini bahwa ajaran agama kita adalah agama yang paling benar dan pembawa keselamatan menurut persepsi agama kita. Namun sebagai manusia yang hidup di lingkungan yang heterogen dimana banyak penganut agama-agama lain, kita tidak boleh menghakimi bahwa ajaran mereka salah (meskipun ajaran agama kita mengatakan seperti itu). Mereka pun berhak menyakini bahwa agama yang mereka anut adalah yang paling benar dan pembawa keselamatan dan agama yang kita anut adalah salah menurut ajaran agama mereka. Sikap yang terbaik adalah saling menghargai dan menghormati para penganut agama lain.

Tidak ada manusia yang meminta lahir sebagai orang Islam, Kristen. Yahudi, Budha, Hindu, Jawa, China, Arab, Batak, Papua, dan sebagainya. Hormatilah mereka semua karena mereka ditakdirkan lahir dalam kondisi seperti itu. Kita sebagai orang Islam mungkin merasa Islam agama yang paling benar. Namun kalau kita dilahirkan sebagai seorang Kristiani, kita pun mungkin akan berkata bahwa Kristen adalah agama yang paling benar.

Biarlah langit yang mencatat apa yang kita lakukan di Bumi. Biarlah Tuhan yang kelak menjadi Hakim di Hari Akhirat, mana diantara kita yang paling benar. Jangan menjadi Tuhan di dunia dengan men-judge ajaran kita yang paling benar dan ajaran agama lain salah. Kita wajib meyakini ajaran kita paling benar, namun kita tidak boleh men-judge bahwa ajaran agama lain salah.

Saran saya kepada Habib Rizieq, cobalah berjiwa besar dan bijaksana. Jangan sok menjadi orang yang paling Islami. Menjadi orang paling Islami tidak dengan cara seperti itu. Nabi tidak pernah mengajarkan seperti itu kepada umatnya. Nabi orang yang sangat santun dan pemaaf terhadap orang musyrik yang menghinanya. Saya sangat menghormati engkau karena engkau dzurriyah Nabi Muhammad SAW. Namun saya sangat meyayangkan mengapa engkau tidak bisa menjadi seperti kanjeng Nabi Muhammad SAW yang santun, ramah, toleran, dan pemaaf seperti Habib-Habib yang lain.

Namun kalau engkau memang masih besar kepala, bersiaplah menjadi orang yang paling bertanggungjawab terhadap huru hara yang mungkin akan terjadi di Indonesia. Bersiaplah kalau suatu saat akan merasakan hidup yang rumit dipenjara. Karena kalau sampai Ahok dipenjara, maka engkau pun harus dipenjara. Ini baru yang dikatakan adil.

Selengkapnya :
http://ift.tt/2iZ1Ejw

Subscribe to receive free email updates: