Aksi Super Damai 212 Kemaren, Pak Jokowi Menang Banyak!

Di Aksi 212 Semalam, Jokowi Menang Banyak

Penulis : Al Firouz

Rasanya masih terngiang-ngiang di telinga saya ketika demo 411 kemaren, Jokowi yang lebih memilih bekerja dari pada menemui pengunjuk rasa sebagai bentuk “simbol” bahwa keadaan aman terkendali, malah disalah artikan. Di sosial media banyak yang menumpahkan kekecewaan dan kekesalan mereka dengan mengatakan kalau Jokowi pengecut. Tidak berani menemui peserta aksi. Giliran pembakar gereja di undang ke istana.

Pada titik ini, kalau kita melihat sekilas, apa yang dilakukan Jokowi memang seperti seorang pengecut. Masak menemui para peserta aksi di istana saja tidak berani. Tapi apakah memang demikian? Jangan terlalu cepat menarik sebuah kesimpulan. Terkadang apa yang kita lihat belum tentu sama dengan apa yang terjadi pada kenyataannya. Kalau kita mau berfikir positif, anggap saja apa yang dilakukan Jokowi tersebut merupakan sebuah simbol. Bukankah selama ini kita mengenal Jokowi sebagai lelaki yang suka bermain dengan simbol. Bisa saja apa yang dilakukan Jokowi saat itu merupakan pesan tersembunyi bahwa untuk melakukan perubahan nyata yang dibutuh itu kerja nyata bukan cuma berkoar-koar semata. Bukankah beliau mempunyai slogan KERJA… KERJA… KERJA. Jadi sesuaikan antara slogan dengan apa yang beliau lakukan?

***

Tapi di aksi damai semalam, Jokowi berhasil membuktikan bahwa beliau bukan seorang yang pengecut. Beliau berani mendatangi massa yang sedemikian banyaknya. Berjalan bersama wakil presiden dan para menteri, beliau menerobos hujan menuju monas. Ini pukulan telak bagi mereka yang kemaren berkoar-koar mengatakan bahwa beliau adalah presiden penakut, pengecut dan bisanya cuma kabur doang. Mereka bukan hanya terpaksa tapi juga dipaksa untuk menelan ludah mereka sendiri.

Istilah menelan ludah sendiri ini tidak hanya cocok untuk mereka yang kemaren berkoar-koar tapi juga untuk mereka yang semalam datang dengan maksud tersembunyi. Melihat Jokowi datang, mereka langsung kejang-kejang. Kelihatan bingung dan tegang. Kalau bingung, apa yang mau dibingungkan? Kalau tegang, apanya yang tegang? Mereka cuma bisa berdiri kaku seperti patung dengan mulut menganga dan dalam hati bertanya-tanya “Kok Jokowi datang? Ini tidak sesuai ekspektasi”.

Tapi bagi mereka yang tulus datang ke tempat aksi, apalagi yang sudah jauh-jauh datang dengan berjalan kaki, tentunya kedatangan Jokowi ini di anggap moment yang membahagiakan. Kapan lagi bisa bertemu orang nomor 1 di Indonesia secara langsung?

SELFIE DULU AHHH…

Mumpung ada kesempatan. Lumayan untuk di upload ke instagram dan dipamerkan kepada teman-teman sekampung.

Aksi damai 212 semalam menjadi panggung tersendiri buat Jokowi. Panggung untuk mengembalikan “kehormatan” beliau sebagai seorang presiden yang sebelumnya dianggap bisanya cuma kabur doang. Pokoknya menang banyak lah, Pakde!!!

Di sosial media sendiri saya menemukan trends positif. Kalau dulu pada aksi 411 beliau dicaci maki tapi sekarang pada aksi 212 semalam beliau di puji-puji. Banyak yang mengatakan “mengangkat topi” mereka untuk presiden kita yang sederhana dan mau membaur bersama rakyat biasa.

Kalau dalam permainan catur, pada aksi 411 kemaren Jokowi sengaja mengorbankan perdana mentri nya. Membuat lawan berada diatas angin, kemudian bernafsu untuk menyerang habis-habisan tanpa menyadari bahwa pertahanannya kosong. Tapi pada aksi 212 semalam, Jokowi sukses memojokkan raja mereka. Ini membuktikan kalau analisa mereka salah. Mereka menganggap karena Jokowi presiden, secara otomatis dia akan menempati posisi raja dalam permainan catur. Padahal Jokowi adalah kuda yang tidak bisa dihalangi apapun gerak langkahnya. GOOD JOB, MR. PRESIDENT!!! Strategimu benar-benar jenius.

Selengkapnya :
http://ift.tt/2gRihjE

Subscribe to receive free email updates: