Upss! Bawaslu Bersiap Periksa Dugaan Kampanye Anies Bagikan Uang, Total 6 Pengaduan!

Jakarta, Lensaberita.Net - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta merilis hasil evaluasi pelaksanaan kampanye yang sudah berjalan 14 hari. Pasangan calon Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno diduga melakukan pelanggaran kampanye salah satunya di tempat ibadah.

Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyebut belum mengetahui informasi tersebut. Anies pun menampik tudingan tersebut.

"Nanti kita lihat, seperti ini ada tempat sekolah kami enggak mau pakai jadi dia sebelahnya tempat ibadah, juga begitu. Saya salat, sesudah salat kadang saya diminta menyambut tapi saya katakan disambutan saya enggak mau kampanye, saya sampaikan terima kasih sambutan di sini tapi enggak mau bicara visi misi apapun," jelas Anies usai blusukan di Kemandoran, Jakarta Barat, Kamis (10/11).

Selain pelanggaran itu pasangan nomor urut 3 itu juga dilaporkan soal kasus lain. Rilis Bawaslu menyebut pasangan itu diduga melakukan pelanggaran 1 aduan politik uang, relawan tidak terdaftar 1 aduan, keterlibatan anak dalam kampanye 1 aduan, penggunaan tempat ibadah 1 aduan dan relawan belum terdaftar 2 aduan. Sehingga total ada 6 dugaan pelanggaran.

Anies mengaku jumlah relawan kian bertambah. Dia berencana akan melakukan pendaftaran ulang untuk memperbaharui data relawan yang tercatat Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Karena banyak juga nih yang belum terdaftar. Nanti kita daftarkan ulang karena pertumbuhan banyak sekali ya," katanya.

Soal pelaporan keterlibatan anak-anak dalam kampanye, Anies menyebut hal itu tidak bisa dihindari. Anies beralasan ketika menemui warga anak-anak itu berada di rumah sementara ketika ada kegiatan di luar anak-anak itu tidak bisa jauh dari pengawasan orangtua.

"Lalu ada laporan mengenai bawa anak-anak, mestinya ini kan bukan dalam artian pawai. Kita menemui warga, ibu-ibu anaknya di rumah enggak ada yang nemenin. Jadi itu dilema yang tidak sederhana. Lain kalau kita pengumpulan massa di luar, kemudian anak-anak dilibatkan itu lain. Kalau warga, di kampung kadang-kadang sulit," urainya.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Pemenangan Anies-Sandi, Syarief menjelaskan Anies tidak pernah menodai kegiatan keagamaan dengan kegiatan politik. Dia menyebut Anies memang banyak diundang menjadi khatib.

"Urusan keagamaan tidak dinodai politik praktis, terlalu naiflah seorang Anies. Banyak undangan jadi khatib," kata politisi Gerindra itu.

Syarief juga menjelaskan soal dugaan politik uang sudah diklarifikasi oleh dia. Dia menyebut saat itu hari raya Tahun Baru Islam sehingga tidak bisa lepas dari santunan kepada anak yatim.

"Soal dugaan politik uang, sudah diklarifikasi. Kalau enggak salah itu di Jakarta Barat. Jadi itu pemberian santunan kepada anak yatim," terang Syarief.

Dia beralasan hari raya tidak bisa lepas dengan pemberian santunan kepada anak yatim. Syarief menyebut uang santunan berbeda dengan uang sogokan.

"Saat itu pak Anies kan diundang, acaranya Tahun baru Islam, ada santunan anak yatim. Pelanggaran kalau kasih uang ke calon pemilih. Ini kan kasih ke anak yatim, mereka bukan calon pemilih," tegas dia. 

Sumber : DETIK

Subscribe to receive free email updates: