Ketika Antasari Azhar Mulai Berani Menyinggung Perlakuan SBY Kepadanya...

Ketika Antasari Mulai Menyinggung Perlakuan SBY Kepadanya

Penulis : Palti Hutabarat

Tidak semua mantan itu menyebalkan dan memprihatinkan. Meski tidak sebanyak mantan yang menyebalkan, mantan yang baik perlu kita sebarkan supaya orang lain tahu kebaikannya dan ke depan akan meminangnya.

Antasari Azhar adalah salah satunya. Mantan yang baik yang saya pikir ke depan bisa dipakai oleh Pemerintahan Jokowi dalam penegakkan hukum. 

Karena rekam jejaknya sangat bagus, walau tidak tertutup kemungkinan punya banyak kekurangan. antasari bisa menjadi staf khusus Presiden atau yang lebih ekstrem, menjadi Jaksa Agung.

Nama Antasari kembali menjadi perhatian media seminggu ini karena jadwal bebas bersyarat Antasari 10 November 2016 disinyalir menjadi momen dimulainya balas dendam Antasari terhadap oknum-oknum (salah satunya “Orang Besar”) yang mengkriminalisasikannya. 

Mengenai peristiwa kriminalisasi ini anda bisa bertanya kepada mbah google, karena fokus kita saat ini bukanlah mengenai perkara tersebut. Namun, ternyata Antasari sudah tidak punya dendam lagi. Dia meninggalkan semuanya di dalam Lapas.

“Saya serahkan kepada Allah SWT. Allah yang akan tunjukkan keadilan itu, silakan Allah hukumlah mereka. Saya sudah jalani hukuman negara. Hukuman akhirat mereka yang terima,” ujar mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi itu.

“Makanya, sejak hari ini, sejak keluar pintu (Lapas) tadi, dendam saya, benci saya, kecewa saya, saya tinggal di dalam. Saya keluar dengan hati bersih. Saya tidak mau bawa beban untuk keluarga,” kata Antasari.

Dalam dunia psikologis ada istilah meski sudah tidak dendam dan tidak benci tetapi tidak akan pernah bisa melupakan. Memaafkan dan tidak dendam harus kita lakukan supaya bisa punya kelegaan, tetapi melupakan tidaklah harus dilakukan. Karena mengingat hal tersebut perlu agar menjadi sebuah pelajaran penting dalam hidup kita. Hal ini juga menurut saya sangat wajar terjadi dalam diri Antasari. Dia tidak dendam lagi tetapi dia tidak akan pernah melupakannya.

Hal ini sengaja atau tidak, sadar atau tidak, Antasari menyatakan bahwa dia masih sangat ingat perlakuan seseorang kepada dirinya. Dalam klarifikasi yang dilakukannya mengenai siapa saya yang diundangnya dalam acara syukuran 26 November 2016 mendatang di Hotel Grand Zuri, Bumi Serpong Damai, Antasari menyinggung sesuatu hal yang tidak bisa dilupakannya dari SBY, orang besar (badannya) itu.

“Jangankan mengundang SBY, terpikir saja enggak. Belum ada niat,” ujar Antasari saat dikonfirmasi di kediamannya, Les Belles Mansion, Tangerang, Banten, Kamis (10/11/2016).

“Yang tadi saya sebutkan (SBY) tidak pernah sama sekali membesuk. Saya masuk (penjara), prihatin juga enggak,” ujar Antasari.

“Yang saya harapkan waktu itu beliau katakan prihatin Ketua KPK masuk tahanan, tidak ada juga. Saya kan pejabat negara di era itu. Saya masuk penjara tidak ada say hello,” kata dia.

Singgungan Antasari kepada SBY ini seperti sebuah sinyal yang menyatakan kepada publik bahwa dia tidak pernah lupa apa yang dilakukan seseorang kepadanya. Perbuatan baik akan diingatnya, perbuatan buruk pun akan diingatnya. Masalah tidak say hello dan tidak pernah membesuk yang merupakan perkara kecil saja diingat Antasari, apalagi perkara besar. Itulah mengapa meski sudah bebas bersyarat, antasari tetap meminta keadilan melalui permohonan Grasi kepada Presiden.

Apa yang dilakukan SBY ketika tidak say hello dan tidak membesuk Antasari bukanlah sebuah sikap tanpa dasar. Ada sesuatu yang membuat SBY tidak begitu bersahabat dengan Antasari, meski Antasari adalah Ketua KPK pada era Pemerintahan SBY. Kita pasti ingat bahwa KPK Antasari lah yang membuat besan SBY masuk dalam penjara. Meski ini bersifat spekulatif, tetapi sangatlah wajar SBY tersinggung dan malu ketika besannya harus masuk dalam penjara. Hal itu yang saya pikir mendasari sikap SBY tersebut.

Pada eranya, Antasari memang sangat beringas sebagai Ketua KPK. Banyak kasus yang dikuaknya dan bahkan dengan berani memberangus besan Presiden SBY, Aulia Pohan. Sebagai orang yang hampir apatis dengan penegakan hukum, melihat gebrakan Antasari ini saya pun punya rasa optimisme baru. Namun sayangnya hal itu hanya sesaat dan akhirnya Antasari dikriminalisasi dan masuk penjara. Ajang kriminalisasi bukanlah hal tabu pada masa pemerintahan SBY. Beberapa kali terjadi kriminalisasi dan SBY pada saat itu hanya diam saja.

Kini, antasari sudah bebas bersyarat dan dia tetap ingin mencari keadilan. Salah satu yang sudah dia lakukan adalah permohonan Grasi. Mengenai keadilan yang lain yang dia sudah pegang kuncinya, kita berharap Antasari akan membukanya. Tidak perlu blak-blakan di depan publik, cukup menggunakan strategi Jokowi yang melempar bola liar dan menunggu respon orang yang dimaksud.

Terakhir, saya ingin menyatakan hormat saya setinggi-tingginya kepada Pak Antasari. Meski tetap merasa tidak bersalah, tetapi menjalani hukuman dengan ikhlas karena menghormati keputusan pengadilan. Seorang penegak hukum yang tetap menjalankan perintah pengadilan meski tidak menerimanya. Semoga sikap menghargai dan menghormati hukum ini mendapat balasan setimpal dengan ditegakkannya kembali keadilan hukum melalui Grasi dan pengusutuan kasus-kasus mangkrak di era pemerintahan SBY.

Selengkapnya :
http://ift.tt/2eYiehx

Subscribe to receive free email updates: