Fadli Zon Jangan Galak! Karna Jokowi-Prabowo Bakalan Berduet Pilpres 2019, Mantab!

Jakarta, Lensaberita.Net - Politikus PDIP Maruarar Sirait (Ara) menyebut pertemuan hangat antara Presiden Jokowi dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia. Hubungan Jokowi dan Prabowo yang baik menurutnya harus dicontoh oleh elite politik lainnya.


Ara menjelaskan, "persahabatan" Jokowi dan Prabowo memang sudah terjadi pasca Pilpres 2014 lalu.

"Kita lihat kronologis. Pilpres selesai ada putusan KPU, masuk MK, Jokowi ditetapkan. Jokowi inisiatif ke Kertanegara untuk mengundang Prabowo ke pelantikan. Mampir ke ketua DPR untuk hadiri pelantikan. Peristiwa langka Prabowo hadir dalam pelantikan mantan rivalnya. Saya rasa tak pernah ada sebelumnya sejarah politik di Indonesia," kata Ara di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11/16).

Ara menyampaikan itu di dalam diskusi yang juga dihadiri Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Ketum Partai Golkar Setya Novanto.

Ara menambahkan, hubungan yang baik antara Jokowi dengan Prabowo merupakan budaya politik yang harus dilestarikan. Baginya, baik Jokowi maupun Prabowo adalah negarawan sejati.

"Yang dilihat pesan ini baik. Indonesia beruntung punya Jokowi dan Prabowo. Mereka ngerti bertarung tapi juga ngerti kapan bertemu. Budaya politik naik kuda menunjukkan Indonesia tingkat politiknya makin tinggi. Yang penting juga impact sesudah pertemuan itu," bebernya.

"Kemarin juga banyak yang nilai positif pertemuan itu, berarti mayoritas rakyat Indonesia butuh dengan kedamaian. Ini jadi contoh. Bayangkan kalau anak muda tak punya contoh," sambung dia.

Ia berharap persahabatan antara dua tokoh besar ini bisa menjadikan pemerintahan Indonesia lebih baik lagi. Ara juga sempat "menyentil" Fadli Zon soal sikapnya yang seringkali terlalu keras mengkritik Jokowi.

"Survei apapun paling tinggi Jokowi, kedua Prabowo, itu konsisten. Saya yakin mereka berkawan. Jokowi juga sangat menghargai Prabowo. Agenda presiden pemilihan BG dan Tito didukung Gerindra. Tax Amnesty juga gitu. Mungkin ada yang senang ada yang tidak senang dengan pertemuan ini. Karena tensi politik di Indonesia langsung surut. Mungkin Prabowo punya pendukung yang loyal," papar dia.

"Makanya Pak Fadli jangan galak-galak. Politik sangat dinamis. Bisa jadi mereka berdua bersatu di 2019, nanti kalau begitu Pak Fadli susah balik badannya," imbuhnya sambil disertai tawa para peserta diskusi. [src/trc/detik.com]

Subscribe to receive free email updates: