Bang Sutan Bathoegana, Sahabat Yang Terlupakan Hingga Akhir Hayat!

Sutan Bathoegana, Sahabat Yang Terlupakan

Penulis : Palti Hutabarat

Ada orang yang mengatakan bahwa sahabat itu berbeda dengan teman. Kita bisa punya banyak teman, tetapi sahabat sangat sulit bisa kita dapatkan. Sahabat bukan hanya relasi dangkal tanpa kedalaman, melainkan relasi yang dalam dimana kita saling mengetahui rahasia satu dengan yang lainnya. Sahabat hadir bukan hanya pada saat bahagia, melainkan juga dalam kesedihan. Bukan hanya saat sehat, melainkan juga saat sakit.

Sutan Bathoegana berharap kehadiran sahabat-sahabatnya yang berjuang bersama di dalam hidupnya. Satu hal yang diharapkan hadir adalah sahabat yang selama ini berjuang bersama dan bahkan mungkin hingga saat ini dilindunginya. Ya, Sutan berharap pada masa-masa sulit, sahabatnya itu datang dan memberikan semangat dan motivasi. Saat menjelang menutup usia, harapan itu pun diucapkannya.

“Mas Mendagri datang. Mudah-mudahan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) jenguk saya,” kata Tjahjo menirukan Sutan, Samarinda, Minggu (20/11).

“Sahabat dia datang, dari Demokrat. Dia mengatakan ada rencana Pak SBY mau datang. Tapi tidak beritahu kapan waktunya,” ucap Tjahjo.

Keinginan SBY untuk menjenguk Sutan yang sedang sakit juga disampaikan oleh Anggota Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat, Max Sopacua.

“Saya belum tahu,” kata Max. “Tapi pasti dia (SBY) akan jenguk,” tuturnya.

Sayangnya, harapan Sutan dikunjungi ketika masih sakit tidak terpenuhi. SBY akhirnya mengunjungi Sutan di rumah duka, ketika Sutan tidak lagi bisa melihat wajah sahabat yang sangat dirindukannya tersebut. Kesibukan menjadi alasan SBY tidak bisa mengunjungi sahabat baiknya itu.

“Saya baru kembali dari Malaysia kemarin sore dan saya ingin jenguk almarhum. Tapi Allah berkata lain , almarhum telah berpulang hari ini,” katanya, Sabtu (19/11).

“Saya pribadi bersahabat sejak 15 tahun yang lalu. Banyak sahabat yang juga hadir yang pasti telah memiliki kenangan indah. Almarhum pejuang sejati, jasanya dalam politik utamanya besar,” ujar SBY di Villa Duta, Jl Sipatahunan No 26, Bogor, Sabtu (19/11).

Persahabatan memang diuji pada saat mengalami kesulitan dan kesusahan. Seorang sahabat selalu menyediakan waktunya untuk sahabatnya tersebut. Hal ini tidak dialami Sutan dari SBY. Sutan yang menghadapi hukuman seorang diri sampai saat dia sakit pun tidak pernah dikunjungi SBY. Padahal jasa Sutan terhadap SBY tidak sedikit. Bahkan ketika dia divonis bersalah pun dia hanya diam dan bungkam tidak mau berkicau seperti yang dilakukan Nazaruddin dan Anas. Sutan memang adalah sahabat terbaik bagi SBY dan Demokrat.

Tetapi sayangnya persahabatan itu kini harus diakhiri dengan sebuah adegan tidak elok. Sahabat pergi tanpa pernah menjumpai sahabat terbaiknya terakhir kali. Padahal demi sahabat itulah dia terus gigih berjuang. Sutan pun akhirnya pergi membawa harapan semu akan hadirnya sahabat tersebut.

Sutan sendiri sudah sakit sejak 11 Oktober yang lalu. Sudah lebih sebulan yang lalu menjalani perawatan di di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Tetapi sahabatnya tidak pernah datang mengunjunginya. Sahabatnya terlalu sibuk berpolitik di Pilkada DKI Jakarta. Bahkan sibuk untuk merealisasikan lebaran kuda, yang membuatnya tidak sempat mengunjungi sahabatnya. Saya pikir kalau Sutan tidak dipanggil, SBY sepertinya tidak akan pernah mengunjungi Sutan. Kematianlah yang membuatnya mendatangi sahabatnya tersebut. Sahabat yang gigih yang terlupakan.

Dari sini kita bisa belajar bagaimana seharusnya bersahabat. Janganlah sampai kita mengakui seorang sahabat terbaik kita yang gigih berjuang bersama-sama, tetapi ketika sudah sakit tidak pernah kita kunjungi. Selalu ada alaan untuk tidak mengunjungi, tetapi hanya satu alasan kita mengunjunginya, yaitu karena dia sahabat terbaik kita.

Selengkapnya :
http://ift.tt/2g9vpAa

Subscribe to receive free email updates: