Analisis : Apa Hubungan Pak SBY Dengan Pendemo 411?

(Analisis) Apa Hubungan SBY dengan Pendemo 411?

Penulis : Alifurrahman

Beberapa hari ini muncul gambar SBY sedang berfoto bersama para pimpinan demo yang mengatasnamakan Bela Islam. Banyak orang bertanya-tanya kapan foto tersebut diambil dan apa hubungannya?

Foto pimpinan demo tersebut diambil pada 22 September. Saat itu mereka mendatangi Cikeas dengan dalih ingin menyampaikan aspirasi rakyat. Hal ini mereka lakukan setelah berhasil membuat “Risalah Istiqlal,” berisi 9 poin yang pada intinya menolak Ahok sebagai Gubernur DKI karena alasan agama. Selengkapnya anda bisa baca di tulisan saya sebelumnya: http://ift.tt/2fJ3nus

Pertemuan ini terjadi tak lama setelah aksi menolak pemimpin kafir yang dilakukan oleh HTI, dengan alasan dilarang dalam Alquran. Salah satu yang menjadi landasannya adalah Almaidah 51. Pertemuan ini terjadi sebelum Ahok emosi dan membalas para pendemo yang mengharamkannya untuk dipilih. Jadi sebenarnya, tanpa Ahok menyinggung Almaidah 51 pun, mereka sudah melakukan demo menolak Ahok dengan alasan dilarang memilih pemimpin non muslim. Silahkan diperhatikan, kasus soal Ahok terjadi pada Oktober, HTI dan FPI sudah demo sejak awal September, yang kemudian disusul dengan risalah istiqlal. Soal demo HTI juga pernah saya bahas http://ift.tt/2goAQZk

Nah sampai di sini sebenarnya jadi mudah disimpulkan. Bahwa apa yang dilakukan HTI dengan menggelar demo tolak Ahok merupakan aksi politis. Sebab jika mereka bergerak atas nama agama, karena memilih Ahok haram, seharusnya mereka juga mendukung Anies Sandiago, sebab keduanya muslim. Tapi sejak awal mereka memang lebih condong ke Cikeas, bukan Hambalang Prabowo.

Obor Rakyat

Di sisi lain, tanpa Ahok menyinggung soal Almaidah 51, kubu Cikeas memang sudah menggaet pimred Obor Rakyat sebagai timses anaknya SBY. Patut dicatat Obor rakyat pada 2014 lalu sukses membentuk opini publik bernada SARA dan fitnah terhadap Jokowi. Suka tidak suka, peran Obor Rakyat dalam menggembosi suara Jokowi cukup signifikan. Mereka berhasil membodoh-bodohi masyarakat bahwa Jokowi adalah keturunan China. Sehingga sebagian rakyat Indonesia goyah karena takut dengan sentimen negatif China.

Jika Jokowi yang kulit sawo matang, wajah ndeso dan logat medhok saja dapat diopinikan adalah keturunan China, apalagi Ahok yang memang sudah jelas-jelas sipit dan kulitnya cerah, jadi lebih mudah dimainkan oleh Obor Rakyat. Dengan menggaet Obor Rakyat maka akan meningkatkan kemungkinan Pilgub dua putaran untuk menyisakan Agus vs Ahok.

Kesimpulannya, tanpa Ahok menyinggung Almaidah 51 pun, anak SBY memang sudah dipenuhi oleh kelompok-kelompok yang menjadikan SARA sebagai komuditas politik. Jadi Ahok seolah memang sudah diniatkan untuk diserang dari sisi SARA.

Tapi, dengan Ahok terpancing emosi dan mengatakan “jangan mau dibodohi pake Almaidah 51” untuk menanggapi para pendemo dan pembuat risalah istiqlal, itu jadi lebih ‘memudahkan’ kerja Obor Rakyat dan yang secingkrangan dengannya.

Kalau pimred Obor Rakyat secara resmi menjadi timses anak SBY, FPI dan HTI tidak secara jelas menjadi timses. Sebab mereka ormas agama. Jadi satu-satunya jalan yang paling memungkinkan dan bisa mereka lakukan adalah menjadi pendukung. Hal ini sudah dilakukan oleh FPI yang secara terang-terangan mendukung anak SBY. Sementara HTI belum.

Nah kalau kemudian kubu Cikeas menjadi pihak tertuduh sebagai biang kerok dari terjadinya demo Ahok atas kasus penistaan agama, sebenarnya bukan sesuatu yang penting untuk dipertanyakan. Sebab tanpa kasus penistaan agama dan Almaidah 51 pun mereka sudah mendemo Ahok karena alasan kafir. Tanpa kasus penistaan agama pun mereka sudah punya Risalah Istiqlal yang kemudian mengklaim harus mendukung calon yang didukung ummat. Belakangan baru diketahui maksudnya adalah mendukung anak SBY.

Kasus penistaan agama yang sebenarnya berawal dari pertanyaan Buni Yani di facebook, ditambah kalimat provokatif yang seolah-olah merupakan pernyataan Ahok dengan beberapa potongan kata, sekali lagi menjadikan langkah mereka semakin mudah memainkan emosi masyarakat dengan sentimen SARA. Jika sebelumnya mereka beralasan haram memilih Ahok karena dilarang Alquran, berkat provokasi Buni Yani dan pengesahan fatwa MUI, mereka jadi punya alasan untuk berdemo lebih besar lagi dengan membodoh-bodohi masyarakat lalu menuntut Ahok ditangkap.

SBY dalang atau partner FPI dan HTI?

Setelah membaca penjelasan tentang foto pimpinan demo di Cikeas, selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah posisi SBY sebagai apa? Ada dua kemungkinan. Sebagai dalang atau partner.

Jika SBY sebagai dalang, maka demo tolak Ahok sejak 2014 lalu, dimana Rizieq dkk sampai mengambil tai kuda untuk dilempar ke Balaikota, sampai dengan demo 411 awal bulan ini, semuanya adalah atas arahan dan instruksi SBY.

Jika SBY sebagai partner FPI dan HTI, maka aksi-aksi FPI dan HTI sebelum pencalonan Agus adalah aksi mandiri. Dalam bisnis biasa dikenal sebagai pilot project. Setelah aksi selesai dengan analisa dampak dan massa yang bisa dikumpulkan, maka mereka menawarkannya ke SBY.

Terlepas apakah SBY sebagai dalang atau partner, yang jelas memang tidak ada yang bisa mengelak bahwa mereka sudah bersama-sama untuk memenangkan Agus Yudhoyono.

Sumber :
http://ift.tt/2fJ59LU

Subscribe to receive free email updates: